Connect with us

Hi, what are you looking for?

Sosok

Erick Thohir Nakhoda ‘Kapal Besar’ BUMN

Tugas yang diletakkan Presiden di pundak Erick tak main-main, merevitalisasi 140 BUMN dengan total aset senilai Rp8.400 triliun.

Mochamad Teddy Thohir, pengusaha nasional asal Gunung Sugih, Lampung Tengah, menamai kelompok usahanya Trinugraha Thohir (TNT) Group. Nama itu merepresentasikan tiga anaknya. Bagi Teddy, tiga anaknya, Hireka Vitaya, Garibaldi Thohir, dan Erick Thohir adalah anugerah dari yang mahakuasa.

Teddy memulai bisnisnya dari nol. Komoditas bisnis pertama yang ditekuninya adalah hasil bumi. Setelah sukses, ia merambah ke sektor-sektor bisnis yang lebih besar, batubara, sawit, properti, restoran, entertainment, media dan bisnis olahraga. Kini nama keluarga Thohir dikenal sebagai pebisnis kelas atas di Indonesia.

Ia berharap, ketiga anaknya kelak menjadi anugerah bagi lingkungan, bangsa dan negaranya. Karenanya ia membekali anak-anaknya dengan pendidikan yang baik, khususnya pendidikan moral dan agama. Ia juga selalu berpesan, sesibuk apapun dalam berbisnis, anak-anaknya tidak boleh melupakan Tuhan, harus selalu berdoa. Ia sadar, tantangan terbesar seorang pebisnis adalah menjaga nilai-nilai moral pada dirinya dan menjaga kepercayaan dari orang lain.

“Jangan korupsi, karena uang hasil korupsi itu tidak baik. Uang yang didapat dengan cara-cara yang tidak baik akan menjadi darah daging. Karena itu pula, saya menekankan kepada anak-anak saya, lakukan usaha dengan benar, jangan korupsi, jangan menyogok. Tidak baik, dan percuma saja,” pesan Teddy Thohir pada anak-anaknya.

Oleh sang Ayah, Erick dididik untuk membuka wawasan agar memiliki keahlian (expertis) dan nilai (value) dalam hidup. Sedangkan dari Sang Ibu, Edna Thohir, Erick mendapatkan kedisiplinan.

Nampaknya, harapan Teddy Thohir dulu kini menjadi kenyataan. Anak-anaknya tumbuh menjadi pengusaha besar yang mengedepankan nilai-nilai moral dan kejujuran dalam berbisnis. Setiap biji yang ditanam anak-anaknya tumbuh dan berbunga. Hireka Vitaya sukses di bisnis properti dan pendidikan, Garibaldi Thohir berhasil membesarkan TNT Group dan kini menjadi Chairman, dan Si Bungsu, Erick Thohir sukses membangun Mahaka Group.

Setelah lulus SMA, Erick Thohir yang lahir di Jakarta, 30 Mei 1970 melanjutkan sekolah ke Glendale University College of Law, California, Amerika Serikat. Gelar Master untuk Bisnis Administrasi ia raih dari National University, California, Amerika Serikat di tahun 1993. Selama 10 tahun ikut bersama kakaknya, Garibaldi ‘Boy’ Thohir di TNT Group, pada tahun 2002 Erick mendirikan Mahaka Group, yang bergerak di bidang media dan entertainment.

Nama Erick Thohir mendunia ketika ia membeli saham klub sepakbola Serie A Italia, Internazionale Milano, kemudian klub sepakbola Liga Major Amerika Serikat, DC United, serta klub bola basket NBA, Philadelphia 76er.

Meski tidak lama tercatat sebagai pemegang saham mayoritas di klub-klub olahraga internasional itu, aksi korporasi tersebut tidak hanya mencuatkan nama Erick Thohir di dunia bisnis olahraga dunia, tapi juga lebih mempopulerkan nama Indonesia.

Di dalam negeri Erick Thohir termasuk sebagai salah satu konsorsium yang membiayai Persib Bandung, klub sepakbola kebanggaan Jawa Barat. Kemudian, bersama putra Presiden Jokowi Kaesang Pangarep memiliki saham Persis Solo. Di basket dia pemilik klub basket Satria Muda. Masuknya Erick di klub olahraga lokal dinilai mampu mengerek iklim bisnis di sepakbola nasional jadi lebih bergengsi.

Catatan tentang komitmen dan integritas Erick di dunia bisnis, membuat Presiden Joko Widodo tertarik untuk memberinya tugas besar, pertama, menjadi Ketua Umum INASGOC untuk menyelenggarakan Asian Games 2018, dan terbukti sangat sukses.

Kedua, menjadi Ketua Umum Tim Pemenangan Nasional Jokowi – Amin pada Pilres 2019. Dipilihnya Erick Thohir diumumkan langsung oleh Jokowi dan Ma’ruf Amin di Posko Cemara yang merupakan markas pemenangan. Tugas itu pun dilaksanakannya dengan sangat baik.

Tidak sampai disitu, pada 23 Oktober 2019 Presiden Jokowi menunjuk Erick Thohir menjadi nakhoda bagi ‘Kapal Besar’ BUMN. Ia dipilih menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara.

Tugas yang diletakkan Presiden Jokowi di pundak Erick tidak main-main, merevitalisasi 140 BUMN dengan total aset senilai Rp8.400 triliun. Pekerjaan tersebut sangat berat, karena dari 140 BUMN tidak semua berkinerja baik.

Dua pesan Presiden Jokowi yang disampaikan kepada Erick, pertama, jadikan BUMN-BUMN Indonesia menjadi perusahaan kelas dunia. BUMN Indonesia harus masuk ke pasar-pasar utama dunia, tidak boleh hanya menjadi pemain domestik.

Kedua, selain mencari keuntungan, tugas lain dari BUMN adalah menjalankan fungsi sosial, harus benar-benar dirasakan oleh masyarkat Indonesia, khususnya lapisan bawah.

Berbicara kepada wartawan, kalimat yang dikemukakan Erick untuk merespon permintaan Presiden Jokowi adalah, “Aset utama BUMN adalah sumber daya manusia.” Ini sangat bisa diinterpretasikan sebagai isyarat, di tangan Erick, BUMN akan menerapkan merit system.

Yang berarti penempatan SDM pada jabatan tertentu berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar. Setiap pejabat BUMN menduduki posisinya karena kompetensinya, bukan ditentukan oleh hal lain.

Di lain pihak, perusahaan BUMN perlu terus membangun core values, perlu disadari masing-masing BUMN memiliki peran penting sebagai agen pembangunan. Namun, fungsi lainnya sebagai pelayan publik mesti disesuaikan. 

Untuk itulah Erick, memisahkan peran BUMN sebagai korporasi dan badan yang berperan melayani publik. Jadi aspeknya tidak semata hanya terpampang di laporan keuangan. Key performance indeks di masing-masing BUMN berbeda.

Perubahan yang disasar Erick saat menata kembali Kementerian BUMN adalah mengubah pilar dengan membawa slogan AKHLAK, akronim dari amanah, kompeten, harmonis, loyal adaptif, dan kolaboratif. Nilai inti dari slogan ini berorientasi pada pelayanan. 

Dalam menjalankan tugas negara, Erick tidak mau dipengaruhi oleh kepentingan lain, termasuk kepentingan bisnisnya sendiri. Karenanya, setelah Presiden Jokowi melantiknya sebagai Menteri BUMN, ia melepaskan semua jabatan di semua perusahaannya.

Yang tak kalah penting dilakukan Erick adalah menciptakan Konsolidasi BUMN dengan membentuk Holding. “Kalau mau menang dalam berkompetisi harus punya expertise, untuk itulah kita bangun konsolidasi berdasarkan klaster,” papar Erick.

Tercatat Holding yang sudah dibentuk Erick antara lain; Holding BUMN Pariwisata menggabungkan PT Angkasa Pura I (persero), PT Angkasa Pura II (persero), PT Hotel Indonesia Natour (persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (persero), bersama PT Sarinah (persero). Induk holding BUMN Pariwisata dikendalikan oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia.

Akhir tahun 2021, Erick juga menggabungkan PT Pegadaian (persero), PT Permodalan Nasional Madani (persero) dan PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Merger saham serie B ke BRI ini kemudian menjadi Holding Ultra Mikro.

Holding BUMN perhotelan juga jadi perhatian utama Erick Thohir, berdasarkan pandangannya yang mempertanyakan beberapa BUMN yang menjalankan bisnis hotel padahal bukan inti bisnisnya. Erick lalu membentuk Holding BUMN Perhotelan, tercatat sebanyak 22 hotel digabungkan menginduk pada PT Wika Realty.

Awal tahun 20202, Untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus supply chain, Kementerian BUMN kemudian membentuk Holding BUMN Pangan. Holding ini terjadi setelah lima perusahaan yang terdiri dari PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Syang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari, dan PT Garam. Sementara yang menjadi induk adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

Deretan holdingisasi ini diyakini akan terus bertambah setelah proses holding beberapa BUMN berjalan smooth, sebelumnya sudah dibentuk Holding BUMN Pelabuhan, Farmasi dan Holding Asuransi di bawah Indonesia Financial Group yang terdiri dari 10 perusahaan asuransi besar termasuk PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo).

Kerja Erick Thohir di BUMN kini dibantu dua profesional lain, Kartika Wirjoatmodjo yang sebelumnya menjabat Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) dan Pahala Mansury mantan Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 

Reputasi Erick Thohir sebagai seorang profesional adalah modal penting untuk mengemban amanah besar memimpin Kementerian BUMN, Erick Thohir seorang profesional, dan yang terpenting dari itu dia sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Perspektif

Mengejutkan sekaligus membanggakan, film berjudul ‘Autobiography’ akhirnya mewakili Indonesia untuk berkompetisi di Piala Oscar 2024. Mengejutkan, karena meski merupakan karya perdana Makbul Mubarak, namun...

Ragam

Jumlah responden 1.200 orang dianggap cukup untuk mewakili berbagai kelompok masyarakat di Indonesia, baik dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lokasi

Sosok

Ririek Adriansyah adalah contoh nyata dari seseorang yang bangkit dari kesulitan untuk mencapai puncak kesuksesan. Dari pemungut puntung rokok hingga memimpin Telkom Indonesia, perjalanan...

Vidiopedia

Freeport-McMoRan, perusahaan asal Amerika Serikat yang memiliki tambang emas terbesar di dunia, salah satunya di Indonesia. Sejak lama, perusahaan ini jadi sorotan karena masalah...