Connect with us

Hi, what are you looking for?

Perspektif

Hybrid Working Darurat Polusi

Bekerja secara hybrid dan remote hampir pasti akan menjadi tren baru di masa kini dan masa depan.

Jakarta membara. Seiring naiknya suhu politik panas udara ibukota makin terasa menyengat. Di suhu 24-34 derajat Celcius dan kelembaban udara yang tinggi warga Jakarta seperti terpanggang. Pengatur suhu ruangan bekerja keras. Sementara kemacetan lalu lintas makin terasa mengunci simpul-simpul jalanan di pusat-pusat aktivitas publik. 

Istana pun gerah. Presiden Joko Widodo memberi sejumlah instruksi. Diantaranya agar menurunkan pergerakan atau mobilitas warga dengan kebijakan bekerja dari rumah. Atau setidaknya merancang pola hybrid working agar sebagian pekerjaan dapat dilakukan di rumah. Tanpa harus ke kantor setiap hari. 

Kemarau panjang 3 bulan terakhir mulai berdampak serius. Salah satunya pada kualitas udara Jakarta. Pada Selasa 15 Agustus 2023 pagi, kualitas udara ibukota masuk kategori tidak sehat nomor dua di dunia. Soal polusi juga jangan ditanya lagi. Konsentrasi polutan hingga 16,4 kali lebih buruk dibanding nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO). Angka-angka itu bisa dipantau melalui situs pemantau kualitas udara IQAir dimana indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 165 AQI US. 

Bekerja di rumah telah menjadi kebiasaan sebagian orang. Terutama saat pandemi beberapa waktu lalu. Pekerjaan tertentu memang mengharuskan kehadiran secara fisik dan tidak dapat dilakukan di rumah. Namun banyak pekerjaan lain yang bisa dikerjakan secara remote. 

Di sisi lain banyak juga pegawai kantoran yang tidak optimal bekerja. Hanya mengandalkan presensi dan kerjanya hanya ngopi-ngopi. Sementara untuk mencapai tempat kerjanya, para pegawai ini rela menempuh jarak yang jauh dalam kondisi lalu lintas  yang macet.  

Tidak di kantor dan tidak di rumah, bekerja juga bisa dilakukan di tempat-tempat co-working yang mulai bermunculan. Setidaknya para pekerja tak perlu ngantor jauh tapi tetap dapat suasana kerja. Ruang kerja, kafe, dan tempat istirahat berada dalam satu area yang nyaman. Buat para pekerja kreatif opsi ini cocok banget. Misalkan untuk menulis buku atau skenario film. 

Presiden Jokowi tentu sudah mendapat masukan yang memadai tentang opsi WFH dan Hybrid Working. Ada sejumlah manfaat hybrid working. Salah satunya adalah keseimbangan antara kerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari. Karyawan dapat menghemat waktu dan uang dengan tidak harus pergi ke kantor setiap hari. Ada lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama keluarga dan teman. Juga untuk nikmati hobi. Masak sih hidup hanya nyari uang melulu. 

Berbagai riset dan studi juga menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja dari rumah seringkali lebih produktif daripada mereka yang bekerja di kantor. Ini karena mereka dapat fokus pada pekerjaan mereka tanpa gangguan, dan mereka memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk mengatur jam mereka sendiri. Apalagi kalau ada suasana toxic di kantor, ya.

Tingkat kepuasan karyawan pun cenderung meningkat. Sehingga rotasi jabatan dan tugas juga lebih rendah. Peningkatan keterlibatan karyawan pun semakin terasa. 

Tentu saja, ada juga beberapa tantangan yang terkait dengan hybrid working, seperti soal mengelola komunikasi dan kolaborasi. Sulit untuk tetap terhubung dengan rekan kerja ketika tidak semua berada di tempat yang sama. Penting untuk memiliki saluran komunikasi yang jelas dan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi kolaborasi.

Tantangan lainnya adalah bagaimana mempertahankan budaya perusahaan yang kuat. Harus ketemu dulu cara untuk menyatukan karyawan, seperti melalui rapat tim dan acara sosial reguler. Hal lainnya adalah beberapa risiko yang terkait dengan kerja jarak jauh, seperti risiko keamanan dan kejenuhan karyawan. Harus ada  kebijakan dan prosedur yang ada untuk mengurangi risiko ini.

Secara keseluruhan, hybrid working dapat menjadi cara yang bagus untuk meningkatkan keseimbangan kerja-hidup, produktivitas, dan kepuasan karyawan. Namun, penting untuk menyadari tantangan dan menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menguranginya.

Bekerja secara hybrid dan remote hampir pasti akan menjadi tren baru di masa kini dan masa depan. Utamanya di ibukota yang macet parah. Dimana waktu di jalan seringkali lebih lama daripada waktu bekerja.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Perspektif

Mengejutkan sekaligus membanggakan, film berjudul ‘Autobiography’ akhirnya mewakili Indonesia untuk berkompetisi di Piala Oscar 2024. Mengejutkan, karena meski merupakan karya perdana Makbul Mubarak, namun...

Ragam

Jumlah responden 1.200 orang dianggap cukup untuk mewakili berbagai kelompok masyarakat di Indonesia, baik dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lokasi

Sosok

Ririek Adriansyah adalah contoh nyata dari seseorang yang bangkit dari kesulitan untuk mencapai puncak kesuksesan. Dari pemungut puntung rokok hingga memimpin Telkom Indonesia, perjalanan...

Vidiopedia

Freeport-McMoRan, perusahaan asal Amerika Serikat yang memiliki tambang emas terbesar di dunia, salah satunya di Indonesia. Sejak lama, perusahaan ini jadi sorotan karena masalah...