Ekonomi Indonesia akan terus tumbuh karena bangsa ini berada di puncak produktivitasnya. Jumlah penduduk produktif meningkat. Yang bekerja lebih banyak daripada yang tidak bekerja atau tidak produktif. Tidak produktif karena berada di usia anak atau sudah pensiun alias lansia. Tentu lapangan pekerjaan harus disiapkan agar pekerja di usia produktif tidak menganggur.
Terkait dengan hal itu, Presiden Joko Widodo dalam pidato tahunan pada 16 Agustus 2023 di depan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menegaskan bahwa sektor ekonomi hijau dan hilirisasi akan menjadi window of opportunity bagi Indonesia. Istilah ini terkait dengan peluang meraih bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.
Salah satu bidang utama di mana Indonesia memiliki peluang yang signifikan adalah di bidang energi terbarukan. Dengan sumber daya alamnya yang melimpah, termasuk panas bumi, matahari, dan pembangkit listrik tenaga air, negara ini memiliki kesempatan untuk memanfaatkan sumber energi bersih ini untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil. Dengan berinvestasi dalam infrastruktur dan teknologi energi terbarukan, Indonesia tidak hanya dapat berkontribusi pada perjuangan global melawan perubahan iklim tetapi juga menciptakan peluang kerja baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi.
Selain itu seiring dengan dimulainya kembali perjalanan internasional, Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menarik pengunjung dari seluruh dunia. Dengan mempromosikan praktik pariwisata berkelanjutan dan berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur, negara ini dapat memastikan pengalaman yang tak terlupakan dan bertanggung jawab bagi wisatawan sambil meningkatkan ekonominya.
Ekonomi digital menghadirkan jendela peluang yang signifikan bagi Indonesia. Ketika dunia menjadi semakin saling terhubung, negara ini memiliki kesempatan untuk memanfaatkan populasi muda dan paham teknologi untuk mendorong inovasi dan kewirausahaan. Dengan berinvestasi dalam infrastruktur digital, membina ekosistem startup yang mendukung, dan mempromosikan literasi digital, Indonesia dapat memposisikan diri sebagai pusat teknologi dan layanan digital, menarik investor lokal dan internasional.
Istilah Window of opportunity juga menggambarkan keadaan dimana tingkat rasio ketergantungan atau dependency ratio dalam sebuah populasi berada pada titik terendahnya. Rasio ketergantungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif yang berada di rentang usia 0-15 tahun dan 65+ tahun dengan jumlah penduduk usia produktif yang berusia 16-64 tahun. Dengan kata lain Window of opportunity, beban tanggungan penduduk usia produktif terhadap penduduk usia tidak produktif berada pada jumlah terkecilnya.
Asumsinya pada tahun 2020-2030 berdasarkan TFR atau Total Fertility Rate yang berarti rata-rata jumlah anak dari setiap wanita selama hidupnya. TFR Indonesia berada pada 2.01 hingga 1.8 per wanita pada tahun 2020 dan dependency ratio sebesar 44%.
Jumlah tenaga kerja produktif yang tinggi karena angka kematian yang rendah dan angka kelahiran yang baru mengalami penurunan dari angka yang tinggi. Dimana perempuan dalam hal ini ibu rumah tangga bisa masuk ke dalam angkatan kerja karena jumlah anak yang menurun. Jumlah tenaga kerja yang tinggi dan dependency ratio yang ada pada titik terendah, kesejahteraan masyarakat Indonesia bisa meningkat.
Ini berarti output akan meningkat karena adanya jumlah tenaga kerja produktif yang tinggi dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pemimpin Indonesia ke depan harus konsisten dalam kebijakan agar Indonesia mampu memanfaatkan peluang ini. Tentu saja untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur sesuai amanat konstitusi.
