Target sudah dicanangkan. Ibukota baru akan menjadi titik peringatan HUT ke-79 RI pada tahun 2024. Kini pembangunan tahap awal sudah sekira 38%. Di akhir masa pemerintahannya, Presiden Joko Widodo fokus pada pembangunan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Beberapa proyek strategis nasional lain satu demi satu telah tuntas. Beberapa diantaranya sampai pada capaian yang signifikan untuk dilanjutkan oleh Pemerintahan hasil Pemilu 2024 kelak.
Sekali layar terkembang pantang surut ke belakang. Pemerintahan Jokowi terlihat sangat serius memindahkan ibukota pemerintahan. Progres pengembangan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1A terus dikebut. Di kawasan tersebut dibangun Bendungan Sepaku Semoi, intake air dari Sungai Sepaku, Istana Negara, Kantor Presiden, Kantor Kemensetneg, Kantor Kemenkeu, dan 4 kawasan Kantor Kemenko.
Sepanjang sumbu kebangsaan dari Istana Presiden membentang panjang sampai ke titik nol. Di sampingnya akan berdiri rumah tapak menteri, Kantor Kemenko dan juga beberapa bangunan untuk komersial. Istana sudah di sekitar lantai 2 hingga lantai 3. Sementara Kantor Presiden sudah dibangun hingga lantai 3 dan 4 atau kurang lebih sekitar 20 persen. Dan di sekitar Sumbu Kebangsaan IKN akan ada mal, tempat berkumpul, tempat makan, tempat entertainment seperti plaza publik, taman seperti botanical garden dan sebagainya
Gagasan pemindahan ibukota memang bukan hal baru. Kondisi Jakarta memang sudah sangat sesak. Bisnis dan pemerintahan terpusat di kota metropolitan yang semakin tenggelam akibat kerusakan lingkungan dan perubahan iklim ini. Jakarta dan kawasan megapolitan yang menjadi penyangga di sekitarnya sudah menyatu. Dan beban kota ini secara ekologis makin tak tertanggungkan.
Lalu, apakah kerusakan lingkungan akan dipindahkan ke Kalimantan? Kritik soal ini memang pantas didengar. Meski IKN dirancang ramah lingkungan, kerusakan alam dalam skala tertentu pasti terjadi. Selama ini tambang-tambang dan perkebunan sudah berdampak sangat luas bagi kelestarian paru-paru dunia ini. Apalagi jika sejumlah besar aktivitas manusia berpindah ke sana.
Harga yang harus dibayar oleh pemindahan ibukota ini harus kembali dalam bentuk manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Pembangunan yang lebih merata dan tidak lagi Jawa Sentris akan mengubah wajah Indonesia. Tentu bukan sebatas oplas atau makeover, IKN harus mengantarkan Indonesia menjadi negara yang lebih adil dan makmur.
Anggaran yang harus dikeluarkan baik oleh negara maupun swasta dalam membangun IKN tentu sangat besar. Energi yang dialokasikan untuk mewujudkan gagasan ini tidak boleh sia-sia atau bahkan menenggelamkan Indonesia pada situasi sulit. Kalimantan sebagai sebuah pulau harus tumbuh menjadi kawasan yang sehat dan terjaga secara ekologis. Pemerintahan bisa dijalankan secara efisien. Para ASN terkait rela menetap di sana dan menjadi semakin produktif.
Dengan perkiraan total anggaran hingga Rp 466 Triliun, dan 20% dari anggaran itu dari APBN maka IKN akan menjadi salah satu megaproyek multiyears. Pembangunannya diprediksi sampai 20 tahun ke depan. Kelak jika tak ada aral melintang IKN akan tuntas bersamaan dengan momentum Indonesia Emas 2045. Dan sebagian kita akan merasakan mudik ke Jakarta dari ibukota baru. Juga ke daerah-daerah lainnya di Pulau Jawa.