MENTERI BUMN, Erick Thohir, berencana melakukan merger tiga BUMN di sektor penerbangan, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air, guna mencapai efisiensi. Langkah ini merupakan kelanjutan dari program efisiensi BUMN yang sebelumnya diterapkan pada empat perusahaan Pelindo pada tahun 2021.
Erick mengungkapkan bahwa tujuan dari merger ini adalah untuk memperkuat dan memperbaiki industri penerbangan negara. Ia juga menjelaskan bahwa upaya untuk mengurangi biaya logistik terus dilakukan oleh BUMN, seperti yang telah dilakukan pada Pelindo, dan juga diusahakan melalui merger antara Pelita Air, Citilink, dan Garuda.
Erick juga menyebut bahwa saat ini Indonesia masih mengalami kekurangan sekitar 200 pesawat, jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki 7.200 pesawat untuk populasi 300 juta penduduk dengan GDP per kapita sekitar US$40 ribu. Sementara Indonesia, dengan populasi 280 juta penduduk dan GDP per kapita sekitar US$4.700, seharusnya membutuhkan 729 pesawat. Namun, saat ini Indonesia hanya memiliki 550 pesawat. Langkah merger dan penambahan jumlah pesawat menunjukkan bahwa sektor logistik masih perlu ditingkatkan. Sektor penerbangan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan peningkatan jumlah penumpang baik dalam penerbangan domestik maupun internasional.
Maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia dan Citilink terus mengembangkan jaringan penerbangan, sementara pembukaan bandara baru seperti Bandara Internasional Kertajati dan Bandara Internasional Yogyakarta Kulon Progo telah meningkatkan konektivitas udara di berbagai wilayah. Investasi dalam infrastruktur dan upaya peningkatan keselamatan serta keamanan penerbangan juga terjadi, bersama dengan pembaruan regulasi dan penggunaan teknologi baru seperti layanan pemesanan online dan implementasi teknologi digital di bandara.
Menggabungkan Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air dalam satu perusahaan dapat menghasilkan efisiensi operasional dengan penggabungan sumber daya dan operasi, penyelarasan jaringan rute, dan peningkatan daya saing di pasar penerbangan yang kompetitif. Penghematan biaya dalam administrasi, pemasaran, dan manajemen juga mungkin terjadi, meningkatkan kemampuan finansial untuk investasi dan pengembangan bisnis. Meskipun menguntungkan, perlu perencanaan matang untuk mengatasi tantangan seperti penggabungan budaya perusahaan, tim manajemen, dan proses transisi yang kompleks.
Dengan menggabungkan Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air dalam satu perusahaan, efisiensi operasional dapat tercapai melalui penggabungan sumber daya dan operasi, serta penyelarasan jaringan rute untuk meningkatkan daya saing. Penghematan biaya dalam administrasi dan pemasaran dapat meningkatkan kemampuan finansial, meskipun diperlukan perencanaan yang cermat untuk mengatasi tantangan integrasi.