Indonesia digadang-gadang akan menjadi negara dengan PDB terbesar keempat di dunia pada usianya yang ke-100 tahun pada tahun 2045. Hal ini ditopang oleh bonus demografi di mana 68% penduduk berada di usia produktif, serta 26% adalah generasi milenial dapat menjadi peluang percepatan pertumbuhan ekonomi. Namun, target ini akan meleset apabila melimpahnya SDM yang produktif tidak match dengan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan bidang yang dikuasai.
Untuk mengelaborasi persoalan tersebut, PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) yang merupakan bagian anggota Holding IFG Asuransi, Penjaminan dan Pasar Uang bekerjasama dengan Srikandi BUMN Goes To Campus mengadakan kegiatan talkshow di Graha Widyatama, Kampus Universitas Jendral Soedirman, pada 22 Agustus 2023.
Mengambil tema besar “Peran Jamkrindo sebagai BUMN serta Millenial dan Srikandi Jamkrindo alam Belajar, Bertumbuh dan berkontribusi untuk Indonesia” Talkshow ini bertujuan untuk membangun awareness perusahaan kepada masyarakat serta mengamplifikasi kemajuan BUMN.
Dalam paparannya, Direktur Kelembagaan dan Layanan PT Jamkrindo Abdul Bari mengungkapkan persoalan utama dari mandegnya penyerapan tenaga kerja milenial dan wanita tanah air justru berawal dari jumlah wirausahawan Indonesia yang masih rendah dibandingkan negara lain. Rasio kewirausahaan Indonesia hanya 3,47%, lebih rendah dari Singapura yang mencapai 8,76% dari total penduduk.
“Membangun budaya wirausaha di Indonesia memang tidak bisa dilakukan dalam sekejap. Apalagi budaya orang Indonesia selama ini lebih cenderung untuk mencari pekerjaan setelah mengenyam pendidikan, bukan membuat lapangan kerja (wirausaha),” papar Abdul Bari.
Padahal Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah angkatan kerja pada 2022 sebanyak 143,7 juta orang. Status pekerjaan utama yang terbanyak yaitu sebagai buruh, karyawan atau pegawai dengan rasio sebesar 37,66%.
Untuk itu, Bari mendorong agar porsi wirausaha maupun UMKM dapat diperluas lagi. Di lingkungan Jamkrindo sendiri kaum milenial didorong untuk berperan sebagai pendamping UMKM. Mereka bertindak sebagai PIC Pendamping UMKM, para karyawan diberikan pelatihan dan sertifikasi sesuai SKKNI Pendamping UMKM agar dapat membantu UMKM naik kelas, sesuai visi perusahaan.
“PT Jamkrindo memberikan kesempatan ke para millienal dan perempuan untuk jadi pemimpin sesuai level yang dibutuhkan. Sebagai perusahaan penjaminan kredit, Jamkrindo juga punya tanggung jawab mengembangan millineal dan srikandinya,” papar Bari.
Meski demikian, menurut Bari kewirausahaan baru bisa dimulai jika individunya memiliki pola pikir yang selalu ingin berkembang (growth mindset). Growth mindset adalah salah satu kunci untuk mendapatkan suatu kesuksesan karena percaya bahwa keterampilan, kemampuan, inteligensi selalu dapat dikembangkan melalui kerja keras, usaha, dedikasi dan kemauan yang kuat untuk belajar dari kegagalan.
Di lingkungan Jamkrindo setidaknya ada tiga program leadership yang dirancang bagi talent Millennials dan dimanfaatkan bagi kaum muda dan srikandi. Pertama, Emerging Leader Acceleration Development Program (ELADP) Program yang dirancang khusus untuk mempercepat perkembangan para talent level staff untuk menduduki jabatan satu level di atasnya (first line manager). Lalu Young Leader Development Program (YLDP) Program yang dirancang untuk mengembangkan dan mempersiapkan karyawan fresh graduation atau entry level hire yang berpotensi untuk mengisi peran-peran kepemimpinan di masa yang akan datang.
Serta Young Talent Summit Program adalah Forum tahunan para talent millennials untuk dapat berpartisipasi dalam berbagai diskusi, presentasi, workshop, dan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk menginspirasi, membimbing, dan memberikan platform bagi talent muda untuk berbagi ide, pengalaman, dan inovasi dalam berbagai bidang. [Rinaldi]
