Akhir pekan ini saya punya pengalaman pahit ketinggalan kereta. Saya jadi ingat salah satu film nasional keren pada masanya, Pacar Ketinggalan Kereta. Pengguna harus menyesuaikan diri dengan jadwal yang on-time. Apalagi pelanggan LRT, MRT, atau Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang merupakan proyek infrastruktur transportasi terbesar di Indonesia sudah bisa dinikmati publik. KCJB memiliki panjang 142,3 kilometer dengan kecepatan maksimal 350 kilometer per jam. Setengah jam pengguna dari Jakarta sudah sampai Padalarang di Bandung Barat. Tinggal melanjutkan mau kemana dengan berbagai moda transportasi yang tersedia.
Dengan investasi yang cukup besar kereta Cepat Jakarta Bandung akan memberikan akses konektivitas langsung antarmoda, memudahkan masyarakat pengguna memanfaatkan fasilitas transportasi massal ini. Kereta Cepat Jakarta Bandung akan terhubung dengan Bandara Udara Halim Perdanakusuma, Stasiun LRT Jabodebek, Bus Rapid Transit (BRT), serta moda transportasi lainnya .
KCJB akan menghubungkan dua kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Bandung. Dengan waktu tempuh yang hanya sekitar 36 menit, KCJB akan menjadi moda transportasi yang lebih cepat dan efisien dibandingkan moda transportasi lainnya. Hal ini akan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas antara kedua kota.
Waktu perjalanan menjadi salah satu faktor penting di masa ini. Dengan adanya Kereta Cepat Jakarta Bandung, waktu perjalanan antara Jakarta dan Bandung diharapkan menjadi lebih singkat. Rute dari Stasiun Halim ke Stasiun Karawang dan Stasiun Padalarang akan ditempuh dalam waktu kurang lebih 36-45 menit .
Kehadiran KCJB diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi berbagai aspek, baik ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Berikut adalah beberapa dampak positif KCJB:
Keberadaan kereta cepat akan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi di wilayah Jakarta-Bandung. Proyek ini akan menciptakan lapangan kerja baru, menarik investasi baru, dan mendorong kegiatan ekonomi baru. Selain itu, KCJB juga akan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di tingkat regional dan global.
Moda transportasi ini akan memudahkan wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata di Jakarta dan Bandung. Hal ini akan meningkatkan kunjungan wisatawan dan mendorong pertumbuhan industri pariwisata di kedua kota.
KCJB juga akan mengurangi emisi gas buang dan polusi udara. Hal ini akan meningkatkan kualitas lingkungan di wilayah Jakarta-Bandung.
Selain dampak positif, tentu saja KCJB juga memiliki beberapa dampak negatif, seperti dampak sosial dan lingkungan. Namun, jika dikelola dengan baik, dampak negatif tersebut dapat diminimalisir.
Secara keseluruhan, kehadiran KCJB diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi Indonesia. Proyek ini akan menjadi simbol kemajuan Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor.