Connect with us

Hi, what are you looking for?

Ragam

Hilirisasi Dan Kompetisi Industri Silikon 

Kita memang belum menjadi pemain utama dalam industri berteknologi tinggi. Indonesia memiliki peran yang unik dalam industri teknologi silikon, terutama berkat sumber daya alamnya yang melimpah. Meskipun bukan pemain utama dalam produksi atau desain chip semikonduktor, Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar bahan baku silikon di dunia.

Adu program dan adu gagasan sudah berlangsung di tahun politik. Salah satu isu penting yang mengemuka jelang pemilu adalah isu hilirisasi. Diantara komoditas pertambangan yang diharapkan mampu dikembangkan hingga ke hilir adalah bahan baku silikon. Meskipun yang mengemuka adalah hilirisasi nikel sebagai salah satu bahan baku baterai listrik. 

Kita memang belum menjadi pemain utama dalam industri berteknologi tinggi. Indonesia memiliki peran yang unik dalam industri teknologi silikon, terutama berkat sumber daya alamnya yang melimpah. Meskipun bukan pemain utama dalam produksi atau desain chip semikonduktor, Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar bahan baku silikon di dunia.

Disamping itu Indonesia adalah produsen terbesar kedua di dunia untuk timah, yang merupakan bahan penting dalam pembuatan semikonduktor. Selain itu, Indonesia juga memiliki cadangan nikel yang signifikan, yang digunakan dalam baterai lithium-ion, komponen penting untuk teknologi seperti mobil listrik dan penyimpanan energi.

Namun, meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah, Indonesia masih belum sepenuhnya memanfaatkan potensinya dalam industri teknologi silikon. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi tinggi di negara tersebut.

KIta juga berusaha untuk mengembangkan industri semikonduktor domestik. Pada tahun 2020, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana untuk membangun pabrik semikonduktor sendiri dalam upaya untuk memanfaatkan lebih baik sumber daya alam dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Secara keseluruhan, posisi Indonesia dalam teknologi silikon sejauh ini lebih berfokus pada penyediaan bahan baku daripada pada produksi atau desain chip semikonduktor. Namun, dengan investasi yang tepat dalam penelitian dan pengembangan, serta memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi untuk memainkan peran yang lebih besar dalam industri ini di masa depan.

Indonesia memproduksi beberapa bahan baku silikon. Yang pertama, silikon dioksida. Material ini juga dikenal sebagai silika.Oksida silikon dengan formula kimia SiO2. Silika sering ditemukan dalam alam sebagai pasir atau kuarsa. Silika digunakan dalam produksi kaca, serat optik untuk telekomunikasi, dan sebagai bahan baku utama untuk keramik dan industri semen. Selain itu, silika juga digunakan dalam mikroelektronik, di mana mereka bertindak sebagai isolator listrik dengan stabilitas kimia tinggi. 

Ferrosilikon adalah campuran silikon-besi yang terdiri dari unsur silikon dan besi dengan rasio yang beragam. Ferrosilikon paling banyak digunakan oleh industri baja. Silikon Metallurgical Grade adalah silikon dengan kemurnian 95-99%. Silikon ini digunakan pada umumnya di industri pengecoran aluminium untuk membentuk campuran aluminium-silikon. Sisanya, digunakan oleh industri kimia untuk membentuk bubuk silika.

Sementara campuran Aluminium-Silikon paling banyak digunakan dalam industri pengecoran aluminium, dengan silikon sebagai bahan aditif utama untuk meningkatkan kekuatan cor  Dan mineral silikat adalah berbagai macam mineral yang terdiri dari silikon, oksigen, dan berbagai logam reaktif. Beberapa contoh mineral silikat yang ada di kerak bumi antara lain kelompok piroksena, amfibol, mika, dan feldspar.

Indonesia, dengan sumber daya alam yang melimpah, memiliki potensi besar untuk memproduksi lebih banyak bahan baku silikon dan berkontribusi lebih banyak lagi ke industri teknologi silikon global.

Perang Silikon AS-China

Silikon atau semikonduktor adalah bahan penting dalam pembuatan chip dan teknologi modern lainnya. Persaingan untuk supremasi teknologi silikon dunia terutama terjadi antara Amerika Serikat dan China.

Elite teknologi AS membantu China mencapai supremasi global dalam teknologi, termasuk teknologi silikon. Perusahaan-perusahaan seperti Facebook dan Google membantu China dalam pengembangan teknologi, meskipun AS menganggap China sebagai saingan.

China telah menepis kekhawatiran AS tentang keamanan nasional terkait penggunaan chip buatan China. China telah membuat kemajuan signifikan dalam pengembangan teknologi silikon, termasuk dalam desain IC (Integrated Circuit) dan miniaturisasi. Persaingan antara AS dan China dalam teknologi semikonduktor juga terjadi dalam pengembangan AI atau kecerdasan buatan. China telah membuat kemajuan dalam pengembangan teknologi AI, tetapi kemampuan produksi China masih tertinggal dari negara lain. 

Lingkungan AS, seperti Silicon Valley, mendukung pengembangan teknologi AI dan semikonduktor. Ada banyak perusahaan teknologi besar di AS yang berfokus pada pengembangan teknologi semikonduktor dan AI, seperti Google dan OpenAI. 

Persaingan untuk supremasi teknologi silikon dunia terutama terjadi antara AS dan China. Meskipun China telah membuat kemajuan dalam pengembangan teknologi silikon dan AI, AS masih memiliki keunggulan dalam lingkungan teknologi dan dukungan pemerintah.

Kompetisi dalam teknologi silikon antara Amerika Serikat dan China telah menjadi pertempuran penting dalam perang dagang dan teknologi global. Ada beberapa aspek yang dapat kita analisa dalam konteks ini.

Pertama, kita harus melihat peran penting silikon dalam teknologi modern. Silikon adalah bahan dasar bagi sebagian besar komponen elektronik, termasuk chip komputer dan semikonduktor. Oleh karena itu, kontrol atas pasokan dan produksi silikon memiliki implikasi besar bagi industri teknologi. 

Kedua, Amerika Serikat dan China adalah dua pemain utama dalam industri ini. Amerika Serikat, melalui perusahaan seperti Intel dan AMD, telah lama mendominasi industri chip komputer. Namun, China telah berinvestasi besar-besaran dalam teknologi silikon sebagai bagian dari inisiatif “Made in China 2025” mereka, dengan tujuan menjadi pemimpin global dalam teknologi tinggi.

Namun, upaya China untuk menjadi mandiri dalam teknologi silikon telah terhambat oleh berbagai faktor. Misalnya, sanksi AS telah membatasi akses China ke teknologi silikon canggih. Selain itu, meskipun China telah membuat kemajuan signifikan dalam produksi chip, mereka masih tertinggal dalam beberapa area kunci, seperti desain chip. 

Secara keseluruhan, kompetisi antara AS dan China untuk supremasi silikon adalah pertempuran penting dalam perang dagang dan teknologi global. Kedua negara memiliki kekuatan dan kelemahan mereka sendiri dan hasil akhirnya akan memiliki implikasi besar bagi masa depan industri teknologi.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Perspektif

Mengejutkan sekaligus membanggakan, film berjudul ‘Autobiography’ akhirnya mewakili Indonesia untuk berkompetisi di Piala Oscar 2024. Mengejutkan, karena meski merupakan karya perdana Makbul Mubarak, namun...

Ragam

Jumlah responden 1.200 orang dianggap cukup untuk mewakili berbagai kelompok masyarakat di Indonesia, baik dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lokasi

Sosok

Ririek Adriansyah adalah contoh nyata dari seseorang yang bangkit dari kesulitan untuk mencapai puncak kesuksesan. Dari pemungut puntung rokok hingga memimpin Telkom Indonesia, perjalanan...

Vidiopedia

Freeport-McMoRan, perusahaan asal Amerika Serikat yang memiliki tambang emas terbesar di dunia, salah satunya di Indonesia. Sejak lama, perusahaan ini jadi sorotan karena masalah...