Rupiah melemah bersama mata uang lainnya di Asia. Ini akibat perang di Ukraina dan Gaza atau karena US Dollar menguat sebagai dampak dari kebijakan Hawkish di Negeri Paman Sam? Berbagai spekulasi muncul ke permukaan. Arus modal yang terbang ke luar negeri cukup deras.
Para kapitalis selalu menggerakkan modalnya untuk mencari cuan. US Treasury tenor 10 tahun dengan SBN tenor 10 tahun tercatat masih memiliki selisih 224 bps. Tipis sekali. Namun perlu diingat Rating US Treasury jauh di atas Surat Utang Negara (SUN). Disamping cuan tinggi, risikonya juga jauh lebih kecil.
Meski kita harus tetap waspada namun dalam bulan ini beberapa mata uang lain jauh lebih merosot nilainya dibanding Dollar AS. Data lima hari lalu menunjukkan yang terparah adalah Yen Jepang. Mata uang ini terkoreksi hingga 12,75%. Disusul oleh Ringgit Malaysia yang tertekan 7,66%. Rupiah terkoreksi 1,89%.
Pada Senin 23/10/2023 Rupiah paling tertekan di antara mata uang lainnya di Asia. Posisinya mendekati 16.000 per Dollar AS. Upaya yang dilakukan BI untuk menghambat merosotnya Rupiah terus dilakukan dengan menaikkan suku bunga dan menerbitkan instrumen baru investasi.
Sehari kemudian Rupiah rebound dengan penguatan 0,53% setelah Jokowi memanggil Komite Stabilitas Keuangan (KKSK). Para pengamata menilai penguatan ini akibat efek Jokowi. Kepercayaan pasar masih tinggi terhadap kepemimpinannya dalam mengendalikan perekonomian nasional.
Pada Kamis (26/10/2023) Rupiah kembali tertekan 0,14% ke posisi Rp 15.919 per Dollar AS. Jika menyentuh angka psikologis Rp 16.000 per dollar AS maka harga-harga pangan dan berbagai komoditas lain diduga aka mengalami kenaikan yang signifikan.
Pelemahan rupiah saat ini juga terjadi karena sikap bank sentral AS (The Fed) yang diperkirakan akan bertahan tinggi dalam waktu yang lama (higher for longer).
Sementara itu Jepang memang masih mempertahankan suku bunga dan tingkat inflasi rendah. Negeri matahari terbit ini punya keyakinan tersendiri untuk terus mengucurkan stimulus besar-besaran untuk menggerakkan ekonominya. Pelemahan nilai tukar Yen akan mempengaruhi sentimen terhadap mata uang Asia lainnya.