Oleh : Faisal Amien Perwira
Seluruh dunia mempunyai masalah yang rentan terhadap ketahanan pangan. Hal tersebut berkaitan dengan beberapa faktor penyebabnya antara lain: fase pemulihan pasca pandemi COVID serta perang Rusia-Ukraina yang tidak berkesudahan dan meningkatnya konstelasi politik di kawasan Timur Tengah.
Pembangunan di suatu Negara dalam hal ini Provinsi Jawa Barat memiliki peranan penting dalam mengubah tatanan masyarakat kearah yang lebih baik. Salah satu sektor dalam pembangunan tersebut ialah sektor pertanian. Berdasarkan data tahun 2020, total jumlah petani di Jawa Barat adalah 2.673.443 juta jiwa dengan luas panen 1.578.835 ha menghasilkan padi 9.084.957 ton GKG atau setara 5.212.039 ton beras terbanyak ketiga secara nasional.
Pada hari ini, kondisi Pertanian di Jawa Barat menghadapi beberapa persoalan yang perlu diperhatikan. Diantaranya keterbatasan lahan pertanian, kerusahan lingkungan karena praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, perubahan iklim, minimnya akses pasar dan teknologi, persoalan SDM, dan kesejahteraan petani. Terkait dengan berbagai persoalan diatas, dapat diketahui bahwa petani Jawa Barat memerlukan terobosan program inovatif yang memberikan nilai tambah.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa muhammadiyah memandang perlu adanya efektifitas dalam menjalankan program pertanian di Jawa Barat dan ditunjang tata kelola pertanian dari hulu ke hilir yang baik. Dengan spirit Neo Teologi al Ma’un yang ditulis Zakiyuddin Baidhawy, mahasiswa muhammadiyah memandang bahwa gerakan menuju kesejahteraan rakyat bukan persoalan feeding, healing, dan schooling perlu adanya terobosan dalam pembangunan ekonomi berdikari melalui sektor pertanian yang memiliki efektifitas, efisiensitas, rasional.
Setali tiga uang dengan hal tersebut, program Kartu Tani yang diprakarsai oleh Ganjar Pranowo di Jawa Tengah. Kartu Tani merupakan sebuah program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia dan dirancang untuk memberikan berbagai manfaat kepada para petani, termasuk akses lebih mudah ke pembiayaan, bantuan teknis, serta informasi digital terkait pertanian.
Keberhasilan Kartu Tani yang diprakarsai oleh Ganjar Pranowo tidak hanya dirasakan oleh para petani secara individu, tetapi juga memberikan dampak positif bagi sektor pertanian di Indonesia secara keseluruhan seperti: Peningkatan Produksi Pertanian, Peningkatan Kualitas Produk, Mendorong Inovasi Pertanian, dan Pengurangan Kemiskinan di Pedesaan.
Dengan upaya yang tepat, pencapaian Kartu Tani tersebut sebagai bukti nyata bahwa “Kutukan sumber daya alam” bisa dicegah apabila dikelola dengan tepat dan pelaksanaan percepatan pembangunan ekonomi berdikari berbasis pengetahuan dan nilai tambah bagi pertanian di Jawa Barat dapat menjadi lebih berkelanjutan dan dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat Jawa Barat.