Tidak terasa waktu berlalu sedemikian cepat. BUMN dan Kementerian yang menaunginya berkejaran dengan waktu demi melakukan perbaikan fundamental di tubuh perusahaan plat merah. Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan kepatuhan yang membutuhkan kerja keras dan konsistensi semua pemangku kepentingan.
Transformasi yang dilakukan pada Kementerian BUMN dan Perusahaan BUMN dalam empat tahun terakhir menunjukkan pencapaian yang luar biasa, khususnya dalam hal kinerja finansial. Kenaikan laba bersih BUMN yang konsisten menjadi indikator keberhasilan kebijakan restrukturisasi dan strategi yang diimplementasikan.
Salah satu ukuran keberhasilan entitas bisnis adalah laba. Pertumbuhan laba bersih yang mencapai Rp 183,9 triliun pada Semester-I 2023, naik 12,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, memberikan gambaran positif terkait kestabilan dan keberlanjutan BUMN. Kinerja finansial yang impresif ini tercermin dalam pencapaian tertinggi laba bersih sepanjang tahun 2019 hingga 2022, menandakan keberhasilan langkah-langkah yang diambil dalam mengelola perusahaan negara.
Peningkatan pendapatan BUMN menjadi Rp 1.389 triliun pada paruh pertama tahun 2023, serta kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian melalui belanja modal yang meningkat sebesar 47,3%, menunjukkan komitmen BUMN dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Langkah positif ini juga terlihat dalam restrukturisasi keuangan BUMN. Penurunan tingkat utang dari 36,2% pada tahun 2021 menjadi 34,9% pada tahun 2022 menciptakan dasar keuangan yang lebih sehat. Erick Thohir mencatat bahwa mayoritas BUMN telah meninggalkan zona dominasi utang, yang menjadi tanda keberhasilan dalam manajemen keuangan.
Dengan adanya fokus pada program strategis, bersih-bersih BUMN, dan kebijakan berkelanjutan sesuai dengan Roadmap BUMN 2020-2024, BUMN terlihat tidak hanya bertumbuh secara finansial tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan.
Sejumlah data mencerminkan pertumbuhan dan stabilitas keuangan BUMN selama beberapa tahun terakhir, serta upaya restrukturisasi dan kebijakan strategis yang telah diimplementasikan. Berikut di antaranya :
#1. Laba bersih BUMN pada Semester-I 2023: Rp 183,9 triliun, naik 12,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih BUMN pada tahun 2019: Rp 124,99 triliun, tahun 2020: Rp 13,29 triliun, Laba bersih BUMN pada tahun 2021: Rp 124,71 triliun. Laba bersih BUMN pada tahun 2022: Rp 309 triliun, naik 147,8% dari tahun 2021.
#2. Pendapatan Usaha BUMN 1H-23: Rp 1.389 triliun, naik 2,2% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan BUMN tahun 2021: Rp 2.292 triliun. Pendapatan BUMN tahun 2022: Rp 2.916 triliun, naik 27,2% YoY.
#3. Belanja Modal (capex) BUMN 1H-23: Rp 118,6 triliun, naik 47,3% dibandingkan Semester-I 2022.
#4. Tingkat utang BUMN pada tahun 2021: 36,2%. Tingkat utang BUMN pada tahun 2022: 34,9%.
#5. Ekuitas seluruh BUMN pada tahun 2022: Rp 3.101 triliun, tumbuh 11,6% YoY. Aset BUMN di Semester-I 2023: Rp 9.842 triliun, naik 3,9% YoY.
#6. Proyeksi dividen BUMN oleh Erick Thohir: Rp 80,6 triliun (lebih tinggi dari Rp 80,2 triliun pada tahun 2022).
#7. Jumlah dana pensiun BUMN yang dinilai tidak sehat: 34 dari 48 dana pensiun yang dikelola BUMN.
Sementara itu roadmap BUMN 2020-2024 akan ditekankan pada keefektifan, efisiensi, dan keberlanjutan. Lalu, belanja Modal (capex) BUMN diarahkan untuk mendukung program-program strategis. Dan klasterisasi BUMN dilakukan dengan keselarasan dengan best practice global.
Pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesehatan keuangan BUMN tidak dapat diabaikan. Pencapaian ini menjadi modal positif bagi Indonesia, memperkuat peran BUMN sebagai pilar penting dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, perlu terus dijaga dan didukung dengan kebijakan yang bijak dan strategi berkelanjutan untuk memastikan kontribusi BUMN yang optimal dalam menghadapi dinamika perekonomian global.