Prabowo Subianto memaparkan pandangannya soal kebijakan perdagangan bebas global menjadi perhatian utama dalam konteks hubungan ekonomi global saat ini. Prabowo menyapaikannya dalam acara diskusi Arah dan Strategi Politik Luar Negeri yang diinisiasi CSIS pertengahan November 2023 ini.
Ada tantangan yang harus diatasi, terutama dalam kaitannya dengan perdagangan Indonesia dan pasangan dagangnya. Pembatasan ekspor dan persyaratan kandungan lokal telah menjadi titik kontroversial, terutama dalam kasus nikel yang telah menjadi isu di WTO. Selain itu, adanya hambatan seperti pembatasan masukan dan persyaratan kandungan lokal yang berlebihan juga mempengaruhi perdagangan dan investasi Indonesia dengan mitra dagangnya.
Pentingnya perdagangan bebas global bagi pertumbuhan ekonomi global telah diakui, namun juga perlu diperhatikan bahwa Indonesia harus menyesuaikan kebijakannya dengan kepentingan nasional dan kebutuhan domestiknya. Jadi, bagaimana pendekatan akan dilakukan dalam hal perdagangan dan investasi nantinya menjadi perhatian utama bangsa ini.
Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa kebijakan perdagangan haruslah sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia. Ini mencakup upaya untuk memastikan adanya keseimbangan antara kepentingan ekonomi global dan kebutuhan domestik. Memperjuangkan perdagangan bebas global juga akan memerlukan diplomasi ekonomi yang kuat untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia di pasar internasional.
Tentu, pentingnya perdagangan dalam negeri juga harus diperhatikan. Namun, dalam melaksanakan kebijakan perdagangan dalam negeri, harus ada keseimbangan yang tepat agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi dan keterbukaan pasar bagi investasi asing. Pembatasan yang diterapkan perlu sejalan dengan tujuan yang jelas untuk mendukung pertumbuhan industri dalam negeri sambil tetap memperhatikan kerja sama internasional.
Pendekatan yang akan diambil adalah memperjuangkan keseimbangan yang tepat antara kebutuhan domestik dan partisipasi aktif dalam perdagangan global. Hal ini memerlukan kerja sama yang erat antara sektor publik dan swasta untuk merumuskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia sambil memperjuangkan peran Indonesia di panggung global.
Kemampuan untuk menavigasi tantangan perdagangan global sambil memastikan keseimbangan antara kepentingan dalam negeri dan perdagangan global menjadi salah satu fokus utama yang akan ditempuh dalam kebijakan perdagangan Indonesia di masa mendatang.
Ada beberapa hal penting yang dikemukakan Prabowo. Pertama, Pengakuan Prestasi Tiongkok. Pemimpin Tiongkok berhasil mengangkat 700 juta orang dari kemiskinan dalam satu generasi, sebuah pencapaian luar biasa yang patut dipelajari. Kedua, Kebudayaan dan Cara yang Berbeda: Setiap negara memiliki kebudayaan dan cara tersendiri dalam melakukan sesuatu, termasuk dalam menangani kemiskinan. Meskipun ada prestasi Tiongkok, tidak semuanya bisa langsung ditiru karena perbedaan budaya.
Ketiga, Pandangan Barat dan Rebalancing. Pandangan yang terlalu berorientasi ke arah Barat perlu diimbangi dengan pembelajaran dari negara-negara Timur seperti Jepang, Korea, Tiongkok, dan India. Rebalancing diperlukan untuk menyesuaikan dengan nilai dan budaya lokal.
Keempat, Persaingan dan Risiko di Asia. Ada potensi konflik di Asia, terutama antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Kurangnya komunikasi langsung dapat meningkatkan risiko konflik.
Kelima, Optimisme terkait Perdamaian. Meskipun ada persaingan, pemimpin besar diharapkan menyadari konsekuensi besar dari konflik terbuka. Kolaborasi lebih diutamakan daripada konflik, terutama dalam menghadapi masalah global seperti perubahan iklim. Keenam, Perdagangan Bebas Global. Masalah dalam perdagangan seperti pembatasan ekspor dan masukan, serta persyaratan kandungan lokal perlu ditangani. Tantangan ini membutuhkan pendekatan yang bijaksana untuk menyadarkan kembali pentingnya perdagangan bebas global.
Ketujuh, Keseimbangan Diplomasi Ekonomi. Diplomasi ekonomi perlu diarahkan pada membangun perdagangan dalam negeri yang sehat sambil memperkuat investasi luar negeri.
Dalam paparan tersebut Prabowo menunjukkan kapasitasnya dalam memahami persoalan global terkait kompleksitas geopolitik, pentingnya budaya dalam kebijakan, tantangan perdagangan global, dan harapan akan kerjasama untuk menjaga perdamaian.