Kita sering mendengar istilah politis bahwa tidak ada makan siang gratis. Istilah itu lebih banyak digunakan untuk mengkritik praktik politik transaksional. Maknanya konotatif. Ada janji politik tertentu di balik menu makan siang para politisi.
Tapi kini Capres Prabowo Subianto justru menggagas program makan siang gratis terutama bagi anak usia sekolah. Tentu dalam makna lugas bukan kiasan. Makan siang gratis yang ditujukan untuk memperbaiki gizi generasi yang akan menjemput era Indonesia Emas 2045.
Agar dapat bersaing di segala aspek kehidupan, anak Indonesia harus disiapkan secara fisik dan mental. Sementara itu malnutrisi masih menjadi masalah yang serius di Indonesia, yang mempengaruhi jutaan anak dan orang dewasa. Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, seperti stunting, wasting, obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Untuk mengatasi masalah malnutrisi, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.
Pertama. Perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi seimbang. Ini berarti mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Selain itu, juga menghindari makanan olahan dan pra-olahan yang tinggi gula, garam, dan lemak.
Kedua. Perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan. Ini berarti meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya gizi bagi kesehatan dan kualitas hidup. Selain itu, juga melakukan aktivitas fisik yang teratur dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Ketiga. Peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Ini berarti memastikan bahwa semua orang, terutama anak-anak, ibu hamil, dan lansia, mendapatkan pelayanan gizi yang berkualitas dan terjangkau. Selain itu, juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyebarkan informasi gizi dan mengawasi status gizi masyarakat.
Keempat. Kerjasama antara pemerintah, swasta, masyarakat, dan mitra internasional. Ini berarti membangun komitmen dan koordinasi yang kuat antara berbagai pihak yang terlibat dalam upaya perbaikan gizi. Selain itu, juga mengalokasikan sumber daya yang cukup dan memantau perkembangan dan dampak dari program-program gizi.
Program makan siang gratis adalah salah satu program unggulan yang diusung oleh calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk Pemilu 2024. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, kesehatan, dan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya anak-anak, balita, dan ibu hamil. Program ini juga diharapkan dapat mengatasi masalah stunting, wasting, dan malnutrisi yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
Menurut Prabowo, program makan siang gratis akan menyediakan makanan dan minuman bergizi untuk sekitar 82,9 juta orang, yang terdiri dari anak usia dini, siswa SD, SMP, SMA/SMK, santri, anak balita, dan ibu hamil. Program ini akan dilaksanakan baik di sekolah, pesantren, maupun puskesmas. Prabowo mengklaim bahwa program ini dapat direalisasikan dengan mengalokasikan anggaran dari APBN, khususnya dari pos pendidikan, perlindungan sosial, dan ketahanan pangan, yang mencapai ratusan triliun rupiah.
Program makan siang gratis Prabowo mendapat berbagai tanggapan dari masyarakat, baik yang mendukung maupun yang menentang. Beberapa pihak yang mendukung program ini antara lain adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sendiri, yang yakin program ini dapat membebaskan Indonesia dari stunting¹, Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas), yang menilai program ini dapat menyejahterakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)², dan sejumlah ekonom, yang menilai program ini dapat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan pasar modal Indonesia.