Perbincangan soal susu gratis semakin menghangat. Terbayang minum susu hangat sebelum berangkat ke sekolah sebagai menu sarapan pagi. Nutrisi dalam susu akan sangat membantu aktivitas belajar dan bekerja. Otak encer dan tulang tumbuh kuat. Para pelajar tumbuh menjadi anak-anak yang pintar dan dan sehat jasmaninya.
Susu bukan segalanya dan bukan pula sumber nutrisi satu-satunya. Namun susu telah diandalkan ribuan tahun oleh peradaban manusia sebagai salah satu sumber nutrisi utama untuk mencetak generasi demi generasi dengan kualitas yang unggul.
Kalangan ilmuwan pun faham benar bahwa kebutuhan akan susu sebagai sumber nutrisi penting telah lama diakui, terutama dalam menjaga kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh.
Namun, di Indonesia, konsumsi susu masih tergolong rendah, dengan beberapa faktor yang menjadi penyebab utama. Kekurangan konsumsi susu dapat menyebabkan kekurangan vitamin B12 dan D, yang penting untuk menjaga sistem imun dan kesehatan tulang. Kekurangan ini dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan mempengaruhi pertumbuhan tulang pada anak-anak.
Faktor Penyebab Rendahnya Konsumsi Susu
Salah satu faktor utama adalah rendahnya populasi sapi perah di Indonesia, yang memengaruhi harga susu menjadi mahal. Selain itu, gangguan intoleransi laktosa juga menjadi masalah yang membuat sebagian besar masyarakat merasa tidak nyaman ketika mengonsumsi susu.
Tren Konsumsi Susu
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan signifikan dalam konsumsi susu cair pabrik, susu bubuk, dan susu bubuk bayi pada tahun 2021. Meskipun ada kenaikan konsumsi susu kental manis, jumlah konsumsi susu keseluruhan masih rendah.
Strategi Meningkatkan Produksi Susu Sapi Perah
Untuk mengatasi rendahnya konsumsi susu, pemerintah telah mengambil langkah untuk meningkatkan produksi susu sapi perah. Beberapa strategi yang dilakukan meliputi:
- Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi: Mencakup program pemenuhan kebutuhan pakan, penggunaan konsentrat khusus, dan perhatian pada pola pemberian pakan yang tepat.
- Kerjasama dan Program Bersama: Kementerian Pertanian bekerja sama dengan pihak terkait, seperti Danish Veterinary Food and Administration, dalam upaya pengembangan produksi susu secara berkelanjutan.
- Peningkatan Populasi Sapi Perah: Melalui program Sikomandan/Upsus SIWAB, pemasukan sapi perah, dan pendampingan pemeliharaan pedet.
- Peningkatan Konsumsi dan Produksi Nasional: Target pemerintah untuk meningkatkan konsumsi susu nasional dari produksi dalam negeri sebesar 60% pada tahun 2025.
Mendorong Industri Susu Organik
Selain itu, terdapat upaya untuk mengembangkan produksi susu organik sebagai alternatif yang lebih sehat dan berkualitas tinggi. Kerjasama antara Indonesia dan Denmark dalam mengembangkan produksi susu organik merupakan langkah strategis untuk meningkatkan diversifikasi produk susu.
Harapan untuk Masa Depan
Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi susu serta membantu mencapai target kemandirian dalam produksi susu di Indonesia. Dengan meningkatnya produksi susu berkualitas, diharapkan kebutuhan akan nutrisi penting dari susu dapat terpenuhi dengan lebih baik.
Meskipun masih ada sejumlah tantangan, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan kemitraan antar negara diharapkan dapat meningkatkan produksi dan konsumsi susu di Indonesia. Ini tidak hanya akan membantu memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi sektor peternakan susu di masa depan.