Isu perubahan format debat Capres-Cawapres menghangat. Tudingan bahwa format debat berubah karena Cawapres Gibran tidak berani debat sempat menguat. Belakangan terkadi saling tuding tentang siapa yang mengusulkan perubahan format itu.
Terlepas dari itu Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka terus blusukan mengunjungi warga dan pesantren. Termasuk ke Pondok Pesantren (Ponpes) Asshiddiqiyah 2 di Tangerang, Banten, pada Senin (4/12/2023). Di pesantren berpengaruh itu Gibran bertemu dengan pimpinan ponpes tersebut, KH Muhammad Ulil Abshor Al-Hafiz, dan makan siang bersama.
Setelah makan siang, Gibran menemui para santri Ponpes Asshiddiqiyah 2. Kedatangan Gibran disambut selawatan dan tabuhan rebana para santri. Gibran juga membagikan susu dan buku tulis untuk para santri.
Sebelum mengunjungi Ponpes Asshiddiqiyah 2, Gibran melakukan blusukan ke daerah Poris Gaga, Tangerang, Banten. Gibran ditemani istrinya Selvi Ananda dan mantan wali kota Tangerang Airin Rachmi Diany.
Gibran dan Selvi Ananda membagikan buku tulis dan susu ke anak-anak. Selvi mengatakan pembagian susu itu dilakukan untuk mencegah stunting. Selvi juga berharap ibu-ibu di Poris Gaga dalam keadaan sehat. Dia mengatakan kesehatan anak-anak merupakan penunjang terwujudnya Indonesia emas di 2045.
Warga Kelurahan Poris Gaga sangat antusias menerima kunjungan Gibran dan Selvi. Warga berharap pendidikan di Indonesia semakin maju lagi dan penggunaan BPJS lebih mudah.
Kunjungan Gibran Rakabuming Raka ke Ponpes Asshiddiqiyah 2 dan Poris Gaga merupakan upaya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Gibran memberikan bantuan berupa susu dan buku tulis untuk para santri dan anak-anak di Poris Gaga. Hal ini menunjukkan bahwa Gibran peduli dengan pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Kunjungan Gibran juga disambut antusias oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih percaya kepada Gibran dan berharap dia dapat menjadi pemimpin yang baik.
Masyarakat politik Indonesia tentu menunggu gagasan dan kerja nyata calon pemimpinnya. Visi dan gagasan tentu saja sangat penting. Sepenting gerak dan kerja nyata menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Debat untuk menguji seberapa kuat gagasan yang dimiliki para kandidat akan mengurangi risiko kesalahan dalam menangani masalah di masa yang akan datang.
Namun debat tanpa efektivitas kepemimpinan dalam mengeksekusi program dapat diibaratkan jauh panggang dari api. Rakyat dapat terjerembab dalam kubangan persoalan tanpa solusi. Sementara kompetisi dengan bangsa-bangsa lain makin ketat. Negara-negara besar tetap punya kepentingan untuk memeras sumber daya yang kita miliki.
Pada saat yang sama gerak nyata para Capres dan Cawapres sangat penting. Masyarakat di berbagai lapisan membutuhkan kehadiran negara dalam menyelesaikan masalah publik. Kehadiran sang calon pemimpin di tengah masyarakat adalah simbol dari kehadiran negara jika mereka terpilih nanti.
Dan dalam 10 tahun terakhir indikasinya makin jelas bahwa rakyat membutuhkan ekonomi yang stabil, lapangan pekerjaan, kesempatan berusaha, biaya sekolah bagi mereka yang kurang mampu, dan fasilitas kesehatan yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Walau tidak sempurna dan masih harus ditingkatkan, sisi-sisi itulah yang termanifestasikan dalam tingkat kepuasan rakyat terhadap Joko Widodo.