Salah satu sub tema debat ketiga Calon Presiden Pemilu 2024 adalah keamanan. Di Indonesia masalah keamanan ini paling banyak dibebankan kepada aparat kepolisian. Namun tingkat tertentu pada masalah keamanan memerlukan pendekatan politik yang mendasar.
Pemimpin Indonesia ke depan harus mampu membangun fisik sekaligus persatuan dan perdamaian di bumi Nusantara. Termasuk di Papua. Konflik separatisme di Papua telah berlangsung selama puluhan tahun dan telah menimbulkan banyak korban jiwa dan kerugian materi. Konflik ini telah menjadi ancaman serius bagi kedaulatan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Upaya membangun infrastruktur fisik di Papua harus diimbangi dengan upaya membangun infrastruktur rekonsiliasi menuju damai. Penyelesaian konflik di Papua merupakan tantangan yang tidak mudah. Hal ini karena konflik ini melibatkan berbagai faktor, termasuk faktor historis, budaya, ekonomi, dan politik. Oleh karena itu, solusi yang tepat haruslah bersifat komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat Papua. Kepedulian masyarakat internasional jangan sampai menjelma menjadi campur tangan yang justru memperkeruh situasi.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik di Papua adalah melalui dialog dan rekonsiliasi. Dialog dan rekonsiliasi merupakan upaya untuk membangun kepercayaan dan menyelesaikan konflik secara damai. Tentu sejalan dengan rekonsiliasi pembangunan ekonomi, infrastruktur, layanan kesehatan, pendidikan dan layanan publik lainnya juga harus disegerakan.
Dalam dialog dan rekonsiliasi, konsep common ground dapat menjadi kunci untuk keberhasilan upaya ini. Common ground adalah kesamaan yang dimiliki oleh dua pihak yang berkonflik. Kesamaan ini dapat berupa nilai, tujuan, kepentingan, atau kebutuhan.
Common ground dapat membantu membangun kepercayaan antara dua pihak yang berkonflik. Ketika kedua pihak menyadari bahwa mereka memiliki kesamaan, mereka akan lebih cenderung untuk saling menghormati dan menghargai. Hal ini akan menciptakan iklim yang kondusif untuk dialog dan rekonsiliasi.
Selain itu, common ground juga dapat membantu meningkatkan komunikasi antara dua pihak yang berkonflik. Ketika kedua pihak memiliki kesamaan, mereka akan lebih mudah untuk memahami sudut pandang masing-masing. Hal ini akan memudahkan mereka untuk menemukan solusi yang adil dan dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menerapkan konsep common ground dalam penyelesaian konflik di Papua. Pemerintah, masyarakat Papua, dan masyarakat internasional perlu bekerja sama untuk mencari common ground yang dapat menjadi titik awal untuk membangun dialog dan rekonsiliasi.
Untuk menemukan common ground dalam penyelesaian konflik di Papua perlu beberapa langkah dan panduan. Pertama, fokus pada kesamaan, bukan perbedaan. Ketika dua pihak berkonflik, mereka cenderung lebih fokus pada perbedaan mereka. Hal ini dapat memperburuk konflik dan membuat kedua pihak semakin sulit untuk menemukan solusi. Oleh karena itu, penting untuk fokus pada kesamaan yang dimiliki oleh kedua pihak.
Yang kedua, bersedia mendengarkan. Untuk menemukan common ground, penting untuk bersedia mendengarkan sudut pandang pihak lain. Ketika kita mendengarkan dengan hati-hati, kita akan lebih mudah untuk memahami apa yang penting bagi pihak lain.
Yang ketiga, bersikap terbuka. Untuk menemukan common ground, penting untuk bersikap terbuka terhadap kemungkinan solusi yang berbeda. Kita tidak boleh terpaku pada satu solusi tertentu, tetapi harus bersedia untuk mempertimbangkan solusi-solusi lain yang mungkin lebih baik.
Kita pasti dapat meningkatkan peluang untuk menemukan common ground yang dapat menjadi kunci untuk penyelesaian konflik di Papua. Menjadi tantangan bagi para capres untuk menemukan formula menyelesaikan konflik dengan cara yang efektif sekaligus elegan. Demi kepentingan bersama atas nama kemanusiaan selaras dengan kepentingan bangsa untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur.