Connect with us

Hi, what are you looking for?

Perspektif

Lumbung Padi Mereka Lumbung Suaramu

Jika produksi pangan yang masih didominasi padi tidak mampu memenuhi kebutuhan maka impor harus dilakukan. Disamping menggerus devisa negara, ada kemungkinan negara pengekspor beras karena suatu alasan tidak menjual cadangan beras mereka.

Makin berisi makin merunduk. Itulah ilmu padi, Tidak demikian halnya dengan kontestasi elektoral yang menguji kapasitas para capres dan caleg. Adu gagasan kadang menimbulkan kesan arogansi. Dan ilmu padi yang diuji dalam debat bukan kiasan. Para kandidat memang harus punya ‘proposal’ yang masuk akal bagaimana meningkatkan produksi padi.    

Mayoritas masyarakat Indonesia makan nasi. Maka produksi pertanian padi menjadi salah satu agenda penting dari waktu ke waktu. Jika produksi pangan yang masih didominasi padi tidak mampu memenuhi kebutuhan maka impor harus dilakukan. Disamping menggerus devisa negara, ada kemungkinan negara pengekspor beras karena suatu alasan tidak menjual cadangan beras mereka. 

Maka para capres harus memiliki kalkulasi dan strategi yang jitu dan terukur untuk mengantisipasi permintaan dan ketersediaan beras di masa yang akan datang. Menurut data BPS, konsumsi beras di Indonesia pada 2022 adalah 30,2 juta ton. Jumlah ini meningkat 0,5% dari tahun sebelumnya. 

Jika 90% dari 275 juta penduduk Indonesia mengonsumsi nasi, maka ada 247,5 juta orang yang membutuhkan beras setiap hari. Jika kebutuhan nasi rata-rata per orang 250 gram beras setiap hari, maka kebutuhan beras nasional per hari adalah 61.875 ton dan kebutuhan setahun 22,6 juta ton beras. 

Luas panen padi di Indonesia diperkirakan mencapai 10,20 juta hektare. Angka ini turun 2,45% dibandingkan tahun sebelumnya yang seluas 10,45 juta hektare.  Produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 53,63 juta ton gabah kering giling (GKG) setara 30.9 juta ton beras. Dengan asumsi rendemen kurang dari 50% dalam proses penggilingan padi menjadi beras. 

Penurunan luas panen padi tahun 2023 disebabkan oleh beberapa faktor. Yang paling utama adalah El Nino, banjir dan kenaikan suhu udara. Fenomena El Nino menyebabkan Indonesia mengalami kekeringan yang panjang, yang diperkirakan hingga akhir tahun 2023. Kekeringan tersebut menyebabkan penurunan lahan panen yang berimbas pada penurunan produksi padi nasional.

Beberapa waktu lalu terkait banjir Ketua Tim Harga dan UMKM BPS Kaltim, Indri Astanti menjelaskan penurunan luas panen padi tahun 2023 di Kaltim disebabkan oleh kondisi banjir yang terjadi di wilayah sentra seperti di Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara di awal tahun. 

Sementara itu setiap kenaikan suhu udara sebesar 1 derajat celcius setahun akan menurunkan produksi padi sekitar 4.500 ton di setiap provinsi di Indonesia. Hal ini menjadi ancaman dalam jangka panjang jika dunia tidak mampu mengatasi perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan suhu bumi. 

Tidak heran bila Capres Paslon 2 Prabowo-Gibran mencanangkan tambahan lahan tanaman pangan sebesar 4 juta hektar hingga 2029. Kalkulasi setara dengan penambahan 20 juta ton gabah setara 10 juta ton beras. 

Proyeksi 2024

Proyeksi panen padi pada Januari 2024 diperkirakan sebesar 73.132 ton GKG atau setara 46.421 ton beras. Sedangkan pada Februari diperkirakan produksi padi sebesar 130.584 ton GKG atau setara 82.569 ton. 

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi meningkat mulai Januari 2024. Dengan proyeksi itu, mereka berharap harga beras yang belakangan ini terus merangkak naik bisa terkendali. Pada 2024, pemerintah melalui Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras naik menjadi 35 juta ton dari target tahun ini yang sebanyak 31 juta ton. 

Meskipun Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan panen raya padi 2024 tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Penanaman yang sedikit tertunda akibat fenomena kekeringan dari El Nino di 2023 menyebabkan panen raya 2024 akan mundur dari biasanya. 

Sejumlah upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi. Misalnya dengan Upaya Khusus (Upsus) akselerasi Peningkatan Indek Pertanaman (PIP) 200, PIP 300, PIP 400 serta Perluasan Areal Tanam (PAT), mekanisasi percepatan tanam, penggunaan benih unggul, meningkatkan penggunaan pupuk non subsidi atau hayati, dan memperbaiki pengelolaan tata kelola air irigasi. 

Upaya lainnya juga dapat dilakukan seperti perbaikan paket teknologi budidaya dan pasca panen, peningkatan mutu intensifikasi, meningkatkan luas areal pertanaman, dan rehabilitasi lahan dan pencetakan lahan sawah pertanian baru. 

Pendek kata, para Capres-Cawapres harus mampu memberikan jawaban atas berbagai tantangan terkait pemenuhan kebutuhan pangan yang masih didominasi beras. Tentu dengan mengembangkan komoditas tanaman pangan lainnya. Termasuk alternatif tanaman pangan yang lebih kuat terhadap perubahan iklim.  Jika mereka mampu meyakinkan pemilih maka asa lumbung padi yang makmur dapat terkonversi menjadi lumbung suara. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Perspektif

Mengejutkan sekaligus membanggakan, film berjudul ‘Autobiography’ akhirnya mewakili Indonesia untuk berkompetisi di Piala Oscar 2024. Mengejutkan, karena meski merupakan karya perdana Makbul Mubarak, namun...

Ragam

Jumlah responden 1.200 orang dianggap cukup untuk mewakili berbagai kelompok masyarakat di Indonesia, baik dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lokasi

Sosok

Ririek Adriansyah adalah contoh nyata dari seseorang yang bangkit dari kesulitan untuk mencapai puncak kesuksesan. Dari pemungut puntung rokok hingga memimpin Telkom Indonesia, perjalanan...

Vidiopedia

Freeport-McMoRan, perusahaan asal Amerika Serikat yang memiliki tambang emas terbesar di dunia, salah satunya di Indonesia. Sejak lama, perusahaan ini jadi sorotan karena masalah...