DATA menunjukkan bahwa krisis pangan bukan isapan jempol. Indeks Harga Pangan FAO mencapai level tertinggi dalam 10 tahun terakhir pada Maret 2022. Pada tahun 2021, 828 juta orang di dunia mengalami kekurangan gizi kronis. Bank Dunia memperkirakan bahwa kekurangan gizi kronis dapat menyebabkan kerugian ekonomi hingga 11% dari PDB di negara-negara berkembang.
Kenyataan itu harus membuka mata Indonesia untuk mengantisipasi potensi krisis pangan. Indonesia harus memiliki cadangan pangan yang cukup bagi sekira 280 juta jiwa populasinya saat ini. Agenda ketahanan pangan menjadi isu utama bagi Pemerintah yang akan mengalami transisi kepemimpinan nasional pada Oktober 2024 nanti.
Ketahanan pangan merupakan landasan utama keberlanjutan sebuah negara, terutama bagi Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang besar dan beragam. Dalam konteks ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor pangan menjadi pilar vital dalam memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan daya saing pangan nasional.
Pertama-tama, peran BUMN Pangan dalam menjaga ketahanan pangan nasional tidak dapat dipandang sebelah mata. Melalui entitas seperti Bulog, Perum BULOG, dan PT RNI, stok pangan nasional dapat dipelihara dengan baik, menjaga stabilitas harga, serta memastikan distribusi merata hingga pelosok negeri.
Selanjutnya, BUMN Pangan juga berperan dalam meningkatkan daya saing industri pangan Indonesia. Dengan menyediakan pupuk, benih, dan bahan baku berkualitas, seperti yang dilakukan oleh PT Pupuk Indonesia, PT Sang Hyang Seri, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), para petani didorong untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka.
Namun, tantangan-tantangan seperti koordinasi yang lemah antar-BUMN Pangan, kurangnya investasi dan adopsi teknologi di sektor pangan, serta akses pasar yang terbatas bagi petani masih menjadi rintangan yang perlu diatasi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, sinergi dan kolaborasi antar-BUMN Pangan harus diperkuat. Langkah ini bisa diwujudkan melalui pembentukan holding company atau platform digital yang memfasilitasi integrasi dan koordinasi efektif.
Selain itu, peningkatan investasi dan penerapan teknologi modern dalam sektor pangan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri. Kerjasama dengan pemerintah, swasta, dan lembaga penelitian dapat menjadi solusi dalam hal ini.
Tidak kalah pentingnya adalah pembukaan akses pasar yang lebih luas bagi petani. Dengan infrastruktur pasar yang memadai, promosi produk pangan yang intensif, dan pengembangan e-commerce, para petani dapat memiliki akses pasar yang lebih luas dan mendapatkan harga yang lebih baik untuk hasil panen mereka.
Dengan mengoptimalkan peran BUMN Pangan serta mengatasi tantangan yang dihadapi, kita dapat memastikan bahwa ketahanan pangan nasional terwujud, industri pangan Indonesia semakin kompetitif, dan rantai pasok pangan menjadi lebih kuat. Hal ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga akan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama para petani dan masyarakat pedesaan. Sehingga, melalui langkah-langkah yang tepat, BUMN Pangan akan terus menjadi pilar utama dalam membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan bagi negeri ini.
BUMN Pangan juga memiliki tanggung jawab sosial untuk memastikan bahwa kegiatan mereka berdampak positif secara sosial dan lingkungan. Hal ini termasuk dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendukung petani kecil serta masyarakat lokal dalam memperoleh manfaat dari aktivitas pertanian dan distribusi pangan. Misalnya, BUMN Pangan dapat melaksanakan program-program tanggung jawab sosial perusahaan yang fokus pada pelatihan pertanian berkelanjutan, pemberdayaan petani kecil, dan perlindungan lingkungan.
Selanjutnya, dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, BUMN Pangan juga memiliki peran strategis dalam menciptakan solusi adaptasi dan mitigasi. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam operasinya, BUMN Pangan dapat menjadi motor penggerak untuk memperkenalkan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan mengurangi jejak karbon dalam rantai pasok pangan.
Terakhir, transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan publik terhadap peran dan kontribusi BUMN Pangan. Mekanisme pelaporan yang jelas dan terbuka tentang kinerja sosial, lingkungan, dan ekonomi BUMN Pangan akan memungkinkan pemangku kepentingan untuk memantau dan mengevaluasi dampak dari kegiatan BUMN Pangan secara menyeluruh.
Dengan mengintegrasikan aspek-aspek tersebut ke dalam peran dan upaya BUMN Pangan, kita dapat lebih memperkuat ketahanan pangan, meningkatkan daya saing industri pangan, dan memperkuat rantai pasok pangan secara holistik, sehingga memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Indonesia secara menyeluruh.