Monitorday.com – China mendominasi pasar energi surya dengan konsumsi sebesar 32.3% dari total konsumsi energi surya dunia pada tahun 2022. Keberhasilan China dalam industri surya ini sebagian besar disebabkan oleh dukungan pemerintah yang kuat. Kebijakan seperti insentif pajak, subsidi, dan kebijakan yang mendukung telah memfasilitasi pertumbuhan pesat dalam pemasangan panel surya di negara ini.
Amerika Serikat merupakan konsumen terbesar kedua energi surya di dunia, menyumbang 15.9% dari total konsumsi dunia pada tahun 2022. Meskipun tidak sebesar China, Amerika Serikat tetap menjadi kekuatan utama dalam penggunaan energi surya. Kebijakan pemerintah, insentif pajak, dan dorongan untuk teknologi hijau telah berperan penting dalam pertumbuhan sektor energi surya di negara ini.
Selain China dan Amerika Serikat, beberapa negara lain juga memiliki kapasitas terpasang yang signifikan dalam energi surya. Jepang, Jerman, India, Italia, Spanyol, Australia, Korea Selatan, dan Inggris memiliki kontribusi yang besar terhadap penggunaan energi surya di dunia. Faktor-faktor seperti kebijakan pemerintah, kondisi geografis, dan kebutuhan energi lokal memainkan peran dalam penentuan konsumsi energi surya di negara-negara ini.
Salah satu faktor kunci dalam kesuksesan negara-negara dalam konsumsi energi surya adalah dukungan penuh dari pemerintah. Kebijakan yang menguntungkan, seperti insentif pajak, subsidi, dan kebijakan regulasi yang memfasilitasi penggunaan energi surya, telah menjadi pendorong utama dalam pertumbuhan industri ini di berbagai negara.
Meskipun ada pertumbuhan yang signifikan dalam penggunaan energi surya di berbagai negara, masih ada tantangan yang harus diatasi. Ini termasuk masalah infrastruktur, keberlanjutan kebijakan pemerintah, dan teknologi yang lebih murah dan efisien. Namun, dengan kesadaran akan perubahan iklim yang semakin meningkat dan kebutuhan akan sumber energi yang bersih, energi surya tetap memiliki potensi besar untuk menjadi bagian penting dari portofolio energi dunia di masa depan.
Tantangan Pertumbuhan Energi Surya di Indonesia
Indonesia terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, yang menjadikan infrastruktur proyek energi surya menjadi tantangan. Hal ini mempengaruhi penyebaran dan akses terhadap energi surya yang lebih luas.
Meskipun Indonesia memiliki potensi besar untuk energi surya, pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Pada tahun 2022, kapasitas instalasi energi surya di Indonesia hanya 0,3 GW, dibandingkan dengan 3,1 GW Thailand dan 18,5 GW Vietnam.
Surya sering kali dibagi-bagi oleh alternatif energi lokal yang murah, seperti batu bara, yang membatasi pertumbuhan energi surya. Selain itu, bea impor Indonesia menciptakan biaya yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara sekitar dalam pelaksanaan proyek energi surya.
Indonesia memiliki rencana RUPTL (Rencana Usaha Pengembangan Tenaga Listrik) yang menargetkan peningkatan kapasitas surya menjadi 4,68 GW lebihan pada tahun 2030, menunjukkan upaya untuk mempercepat pertumbuhan industri energi surya [0].
RUPTL juga mencakup persyaratan konten lokal 40% yang diperlukan untuk komponen dalam rantai nilai energi surya, yang semakin meningkat menjadi hingga 90% pada 2025. Hal ini menjadi tantangan bagi OEM yang ingin berinvestasi di Indonesia [0].
Pemerintah Indonesia baru-baru ini melarang ekspor pasir kwarc dan silika, komponen utama modul surya, untuk mendorong pembangunan manufaktur surya domestik [0].
Plan EMA Singapura untuk mengimpor energi terbarukan menawarkan peluang penting bagi Indonesia untuk meningkatkan infrastruktur surya dan memenuhi permintaan pasar yang meningkat. Namun, Indonesia mungkin perlu mencari metode untuk menarik investasi OEM asing dan mengikuti contoh negara-negara tetangga yang telah meredakan persyaratan konten lokal untuk meningkatkan produksi manufaktur surya [0].
Pertumbuhan energi surya di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, termasuk geografi yang tantang, kekurangan kapasitas, dan persaingan dengan alternatif energi lokal. Meskipun ada upaya untuk mempercepat pertumbuhan melalui perencanaan jangka panjang dan kebijakan lokal konten, masih ada tantangan yang harus diatasi, seperti kebijakan impor yang tinggi dan kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas produksi lokal. Untuk mencapai target energi surya di Indonesia, diperlukan kerjasama antar sektor, peningkatan investasi, dan inovasi teknologi untuk mengatasi hambatan ini.
Berikut ini adalah beberapa contoh negara yang menjadi sukses dalam penggunaan energi surya:
– Vietnam: Vietnam merupakan satu-satunya negara dari Asia Tenggara yang masuk dalam daftar negara dengan pemanfaatan energi surya terbesar. Keberhasilan Vietnam dalam implementasi energi surya didorong oleh kebijakan pemerintah yang mendukung investasi energi surya. Pemerintah Vietnam mengizinkan produsen energi surya untuk mendistribusikan sumber energi ini di atas harga pasar, yang berhasil meningkatkan instalasi panel surya lima kali lebih banyak dari yang semula diproyeksikan
– Jerman: Jerman menduduki peringkat keenam negara dengan pemanfaatan energi surya terbesar dan menjadi satu-satunya negara dari Eropa yang masuk ke dalam daftar ini. Panel surya di Jerman lebih banyak dipasang di perumahan penduduk dibandingkan lahan pembangkit tenaga surya khusus, didukung oleh program pemerintah yang memberikan insentif bagi penduduk yang menghasilkan energi surya lebih dari panel surya di rumahnya
– Tiongkok: Sebagai negara yang memiliki populasi terbanyak di dunia dan juga jejak karbon tertinggi, Tiongkok merupakan negara yang paling banyak menggunakan panel surya untuk menggantikan bahan bakar fosil. Kapasitas energi surya yang sudah ada sebesar 205,2 GW per laporan terakhir di 2019. Pembangkit tenaga energi surya atau solar farm terbesar di Tiongkok terletak di Huanghee Hydropower Solar Park di provinsi Qinghai
– Amerika Serikat (AS): Amerika Serikat menempati urutan kedua dengan kapasitas PLTS sebesar 50.147 MW hingga Januari 2023
Kesuksesan penggunaan energi surya di negara-negara ini menunjukkan bahwa dengan kebijakan pemerintah yang mendukung, investasi dalam teknologi surya, dan insentif untuk penggunaan energi surya, negara dapat mencapai pemanfaatan energi surya yang signifikan dan berkelanjutan.