SALAH SATU TEMPAT menakjubkan yang tak boleh dilewatkan saat umroh di bulan suci Ramadhan, adalah kota Thaif.
Dibanding tempat-tempat lain di Arab Saudi, Thaif relatif lebih sejuk. Tempat ini tak ubahnya seperti kawasan puncak bagi warga Jakarta.
Meski tidak banyak pohon yang tumbuh, namun bunga mawar bisa tumbuh subur dan bermekaran. Pun begitu dengan pohon delima, kurma, dan Zaqqum, sejenis pohon berduri.
Kota ini ada di bagian barat Arab Saudi, tepatnya di lembah pegunungan Asir dan Pegunungan al-Huda, 67 kilometer dari kota Mekkah.
Saking sejuknya, kawasan ini seringkali dijadikan tempat peristirahatan oleh keluarga kerajaan.
Selain identik dengan mawar, Kota Thaif juga mengingatkan kita akan pengalaman pahit Rasulullah ketika berdakwah di Makkah.
Meninggalnya Abu Thalib dan Siti Khadijah yang disegani di Makkah, membuat posisi Rasulullah makin rawan terhadap gangguan kafir qurays.
Itulah mengapa, Rasulullah mencoba mencari pertolongan dan pergi ke Thaif. Di tempat ini, Rasulullah tinggal selama 10 hari. Namun ternyata, warga Thoif justru melakukan penolakan, mereka bahkan melempari Rasulullah beserta rombongan. Kepala rasulullah dan para sahabat ssampai terluka.
Disitulah Rasulullah berdoa, mengadu, dan memasrahkan hidupnya. Seketika Jibril datang dan megabarkan jika doanya telah didengar. Kata Jibril, malaikat penjaga gunung telah siap menerima perintahmu, dan menawarkan apakah perlu kedua gunung di hadapanmu dibalikan dan ditimpakan kepada warga Thaif?
“Tidak”, jawab Rasulullah. “Sebaliknya, aku menginginkan mereka tetap hidup, dan berdoa agar anak cucu mereka tidak lagi menyekutukan Allah,” kata Rasulullah, subhanallah!