Industri film telah menjadi bagian penting dari budaya dan ekonomi Indonesia. Namun, dalam prosesnya, seringkali terdapat kendala, terutama terkait dengan perizinan lokasi produksi. Sebagai respons terhadap tantangan ini, PT Produksi Film Negara (PFN) bekerja sama dengan Telkom melalui anak perusahaannya Nuon Digital, meluncurkan portal Indonesia Film Facilitation (IFFa). Langkah ini merupakan inovasi penting dalam mempercepat proses produksi film, mendukung ekosistem perfilman, dan mempromosikan destinasi wisata melalui film.
Menparekraf Sandiaga Uno menyoroti pentingnya langkah ini sebagai upaya menyederhanakan dan mempercepat proses perizinan lokasi produksi film di Indonesia. Kendala perizinan yang kompleks seringkali menjadi hambatan utama dalam produksi film, dan IFFa diharapkan mampu menjadi solusi digital yang efektif untuk mengatasi masalah ini.
Kolaborasi antara PFN dan Telkom melalui IFFa juga menunjukkan komitmen untuk memperkuat infrastruktur digital dalam industri film Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi digital, IFFa tidak hanya memfasilitasi proses produksi film, tetapi juga membuka peluang baru bagi produser film untuk mengakses lokasi-lokasi shooting yang diinginkan dengan lebih cepat dan mudah.
Dwi Heriyanto B., Direktur Utama PFN, menegaskan bahwa IFFa bukan hanya tentang penyederhanaan perizinan, tetapi juga tentang mengembangkan ekosistem berkualitas dalam industri film Indonesia. Melalui IFFa, produser film dapat menciptakan kolaborasi yang harmonis dengan pemilik lokasi, serta memperluas kemitraan dengan pemangku kepentingan lainnya dalam industri perfilman.
IFFa juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para pemilik lokasi. Melalui promosi dan showcase lokasi properti secara efisien dan transparan, pemilik lokasi dapat mendapatkan tambahan pendapatan serta mempromosikan tempat mereka kepada produser film lokal maupun internasional.
Namun, keberhasilan IFFa tidak hanya terletak pada penyediaan layanan perizinan lokasi. PFN memiliki visi yang lebih luas untuk IFFa, dengan proyeksi pada tahun 2024 untuk menyediakan layanan tambahan seperti penyediaan cast atau talent, peralatan, kru perfilman, dan lain-lain. Ini menunjukkan bahwa IFFa bukanlah proyek statis, tetapi sebuah platform yang terus berkembang untuk mendukung kebutuhan industri film Indonesia.
Dalam konteks global, IFFa juga dapat menjadi contoh bagi negara lain yang menghadapi tantangan serupa dalam industri film mereka. Dengan mempelajari best practice dari negara-negara seperti Korea, India, dan Prancis, Indonesia dapat terus meningkatkan kualitas dan daya saing industri filmnya.
Melalui transformasi digital dalam industri film, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemain utama dalam pasar perfilman regional maupun global. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, industri film Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi ekonomi dan budaya negara.
Dalam konteks yang lebih luas, perkembangan IFFa juga mencerminkan pergeseran menuju digitalisasi dalam berbagai sektor ekonomi dan budaya. Transformasi digital bukan hanya tentang mengadopsi teknologi baru, tetapi juga tentang menciptakan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan yang ada.
Dengan demikian, IFFa bukan hanya tentang memfasilitasi produksi film, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan industri film Indonesia secara keseluruhan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, industri, dan sektor swasta, Indonesia dapat mengambil langkah besar dalam memajukan industri film dan menciptakan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat dan ekonomi.