Poin Penting :
- Peningkatan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Benoa. Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Pelabuhan Benoa di Denpasar, Bali, agar dapat menampung hingga 400 kapal wisata (yacht) dan 4 hingga 5 kapal pesiar secara bersamaan. Ini adalah peningkatan signifikan dari kapasitas saat ini yang hanya mampu menampung 30 kapal wisata dan dua kapal pesiar.
- Dukungan Infrastruktur dan Pembangunan. Proyek ini didukung oleh anggaran dari BUMN dan pemerintah pusat melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dengan total investasi mencapai Rp3 triliun. Pembangunan meliputi pengerukan alur dan kolam, perluasan dermaga, dan infrastruktur dasar lainnya. Beberapa konstruksi kunci, seperti akses jalan, ditargetkan selesai pada September 2024, dengan pembukaan resmi kawasan BMTH pada Oktober 2024 dan keseluruhan operasional diperkirakan rampung pada 2027.
- Dampak Terhadap Pariwisata dan Ekonomi. Pengembangan BMTH diharapkan akan meningkatkan pariwisata Bali dengan menarik lebih banyak kapal wisata dari berbagai negara, termasuk Australia dan Eropa. Ini akan memberikan dampak ekonomi signifikan dengan harapan pengembalian investasi mencapai lima hingga sepuluh kali lipat. Selama 2023, Pelabuhan Benoa telah melayani 48 kapal pesiar dengan total 77.864 penumpang, angka yang diproyeksikan meningkat dengan selesainya proyek ini.
Bali, sebagai salah satu destinasi wisata terpopuler di Indonesia, terus berbenah untuk meningkatkan daya tariknya. Salah satu upaya terbaru adalah pengembangan proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang dipimpin oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Proyek ini bertujuan untuk memperluas kapasitas Pelabuhan Benoa di Denpasar agar mampu menampung lebih banyak kapal wisata dan kapal pesiar, serta menyediakan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan pariwisata maritim di wilayah tersebut.
Proyek Bali Maritime Tourism Hub adalah langkah strategis dan visioner dalam mengembangkan sektor pariwisata Bali. Dengan peningkatan kapasitas pelabuhan, pembangunan infrastruktur yang masif, dan penambahan fasilitas hiburan, BMTH diharapkan dapat menjadi salah satu pusat pariwisata maritim terbesar di Asia Tenggara. Ini tidak hanya akan meningkatkan ekonomi lokal tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata maritim terkemuka di dunia.
Saat ini, kapasitas Pelabuhan Benoa hanya mampu menampung sekitar 30 kapal wisata dan dua kapal pesiar secara bersamaan. Dengan selesainya proyek BMTH, kapasitas ini akan meningkat drastis hingga mampu menampung 400 kapal wisata dan 4 hingga 5 kapal pesiar. Peningkatan kapasitas ini bukan hanya sekedar angka, tetapi mencerminkan komitmen serius pemerintah dalam mengembangkan sektor pariwisata Bali yang selama ini lebih fokus pada penerbangan. Menurut Erick Thohir, ini adalah langkah strategis untuk memastikan Bali tidak hanya menjadi destinasi wisata darat tetapi juga maritim.
Proyek ini didanai oleh investasi patungan antara BUMN dan pemerintah pusat melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dengan total biaya mencapai Rp3 triliun. Erick Thohir optimis bahwa investasi ini akan memberikan pengembalian yang signifikan, diharapkan mencapai lima hingga sepuluh kali lipat dari nilai investasi awal. Beberapa konstruksi utama, seperti pengerukan alur dan kolam, perluasan dermaga, dan infrastruktur dasar lainnya sedang dikebut penyelesaiannya. Misalnya, pengerukan alur dan kolam paket B ditargetkan selesai pada September 2024, sementara infrastruktur dasar zona dumping 1 telah mencapai 73 persen penyelesaiannya.
Selain peningkatan kapasitas pelabuhan, BMTH juga direncanakan untuk menjadi kawasan yang dilengkapi dengan fasilitas hiburan dan rekreasi. Ini mencakup pembangunan taman, perluasan dermaga kapal pesiar, serta fasilitas umum penunjang pariwisata lainnya. Fasilitas hiburan ini ditargetkan mulai dibangun dalam satu hingga dua bulan mendatang. Dengan pengembangan ini, kawasan BMTH tidak hanya akan menjadi pelabuhan transit tetapi juga destinasi wisata itu sendiri, menarik lebih banyak wisatawan baik domestik maupun internasional.
Pentingnya proyek BMTH juga terlihat dari upaya pemerintah dalam mempercepat penyelesaian infrastruktur pendukung. Salah satu akses jalan yang krusial ditargetkan selesai pada September 2024. Erick Thohir menekankan pentingnya percepatan ini agar kawasan BMTH dapat dibuka secara resmi pada Oktober 2024. Namun, untuk operasional keseluruhan yang sebanding dengan fasilitas maritim serupa di kota-kota besar seperti New York, Sydney, atau London, diperkirakan membutuhkan waktu hingga 2027.
Dampak dari proyek BMTH ini terhadap pariwisata Bali dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan sangat besar. Dengan kapasitas yang lebih besar, lebih banyak kapal wisata dari berbagai negara, termasuk Australia dan Eropa, akan singgah di Bali. Ini tidak hanya meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Bali, tetapi juga memperkenalkan mereka ke wilayah-wilayah lain di Indonesia Timur seperti Labuan Bajo dan Raja Ampat. Selama tahun 2023 saja, Pelabuhan Benoa telah melayani 48 kapal pesiar dengan total 77.864 penumpang. Angka ini diproyeksikan akan meningkat signifikan dengan selesainya proyek BMTH.