PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) berdiri sebagai salah satu pilar utama dalam restrukturisasi dan revitalisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia. Didirikan pada tahun 2004, PPA merupakan anak usaha Danareksa dan anggota dari Holding BUMN Danareksa. PPA memiliki misi khusus untuk mengelola dan mengoptimalkan aset negara, terutama BUMN yang memerlukan penanganan khusus.
PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), sebagai bagian dari Holding BUMN Danareksa, berdiri teguh dalam menjalankan mandat dari Menteri BUMN untuk melakukan restrukturisasi atas 21 BUMN Titip Kelola. Misi besar ini mencakup penutupan 7 BUMN yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis, serta restrukturisasi 14 BUMN lainnya yang menunjukkan kemajuan positif. Sejak mendapatkan amanat ini pada akhir 2020, PPA telah menjalankan berbagai kajian menyeluruh untuk menemukan dan memperkuat model bisnis yang berkelanjutan bagi setiap BUMN Titip Kelola.
Salah satu keberhasilan signifikan dari PPA adalah revitalisasi Lokananta, aset milik Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI). Lokananta, studio rekaman pertama dan terbesar di Indonesia, kini telah dihidupkan kembali sebagai Creative & Commercial Hub, menarik lebih dari 150 ribu pengunjung sejak pembukaannya kembali pada Juni 2023. Dengan konsep baru yang mencakup area pertunjukan, studio rekaman, museum, galeri UMKM, dan sentra kuliner, Lokananta telah menggelar sekitar 50 acara, menjadikannya destinasi wisata musik yang berpengaruh.
Selain itu, PPA juga berhasil merevitalisasi Persero Batam, mengubahnya menjadi operator Terminal Peti Kemas Batu Ampar yang beroperasi pada awal November 2023. Proyek ini meningkatkan konektivitas rantai pasok regional dan internasional, memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan khususnya di Pulau Batam.
Dalam mengoptimalkan dan mengembangkan bisnis BUMN Titip Kelola, PPA melakukan transformasi pada berbagai sektor. BUMN Galangan seperti DKB, IKI, dan DPS diintegrasikan menjadi Platform Galangan Nasional untuk memperkuat posisi strategis pelayaran Indonesia. BUMN Manufaktur seperti Barata Indonesia dan BBI diintegrasikan untuk menciptakan perusahaan manufaktur yang berkelanjutan dengan produk dan jasa unggulan yang didukung oleh rantai nilai terintegrasi dan struktur keuangan yang kuat.
Transformasi juga dilakukan pada PT INTI untuk memperkuat perannya sebagai perusahaan teknologi dengan fokus pada pilar bisnis sebagai system integrator, manufaktur, dan digital, mendukung kebutuhan pasar nasional dengan produk dan layanan yang andal.
PPA menjajaki potensi kemitraan strategis dengan investor untuk mengoptimalkan dan menambah nilai pada dua BUMN Titip Kelola, yaitu Semen Kupang di kawasan Indonesia Timur dan Primissima sebagai pendukung industri batik nasional. Selain itu, PPA juga melakukan restrukturisasi pada Djakarta Lloyd dan VTP untuk memperkuat ekosistem logistik BUMN. Djakarta Lloyd diperkuat sebagai penyedia jasa angkutan curah dengan revenue stream yang terdiversifikasi, sementara VTP memperkuat bisnis inti sebagai penyedia solusi rantai kegiatan logistik di Klaster Danareksa.
PPA juga menangani restrukturisasi Amarta Karya dan Indah Karya. Setelah mencapai homologasi pada September 2023, Amarta Karya kini fokus pada bisnis steelworks untuk memastikan aliran kas yang berkelanjutan. Indah Karya sedang dalam proses restrukturisasi kolektif untuk kembali fokus pada bisnis intinya.
Direktur Utama PPA, Muhammad Teguh Wirahadikusumah, menyatakan bahwa restrukturisasi BUMN Titip Kelola adalah komitmen nyata PPA untuk berkontribusi dalam upaya transformasi BUMN. “Kami berharap dukungan dari seluruh pihak agar proses restrukturisasi ini dapat berjalan baik, sehingga BUMN Titip Kelola ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat,” ujarnya.
PT Perusahaan Pengelola Aset atau PPA adalah anggota Holding Danareksa yang berperan sebagai National Asset Management Company (NAMCO). PPA berfungsi sebagai instrumen strategis pemerintah dalam meningkatkan nilai BUMN melalui restrukturisasi dan revitalisasi, pengelolaan non-performing loan (NPL) perbankan, serta solusi inovatif Special Situations Fund.
Pencapaian dan kontribusi PPA telah diakui melalui berbagai penghargaan nasional dan internasional, termasuk “Restructuring Deal of The Year 2021” dari IFN dan “The Best SOE in Asset Recovery Management 2022” dari Infobank. Penghargaan ini mencerminkan dedikasi PPA dalam menjalankan tugasnya untuk mengoptimalkan nilai aset negara dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
PPA berperan sebagai instrumen strategis pemerintah dalam meningkatkan dan mengoptimalkan nilai BUMN. Di bawah ada 22 BUMN yang sedang direvitalisasi. Salah satu proyek signifikan yang sedang dijalankan PPA adalah revitalisasi Lokananta, studio rekaman pertama di Indonesia yang merupakan aset milik Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI). Lokananta mengalami masa suram sejak 1998 hingga 2000, berhenti produksi, dan hampir dilupakan. Kini, PPA bekerja sama dengan M Bloc Group sebagai operator yang akan membantu merealisasikan perbaikan Lokananta.
Revitalisasi Lokananta tidak hanya melibatkan PPA dan M Bloc Group, tetapi juga PT Indah Karya (Persero) sebagai konsultan perencanaan, kontraktor PP Urban, arsitek Andramatin, dan berbagai mitra lainnya. Proyek ini bertujuan untuk menghidupkan kembali Lokananta dengan lima pilar bisnis: area pertunjukan amphitheater dan studio rekaman Lokananta Record, museum & arsip, merchandise dan pengelolaan kekayaan intelektual (intellectual property), galeri UMKM, dan sentra kuliner. Diharapkan Lokananta dapat menjadi sentra kreativitas dan niaga yang berpengaruh di Indonesia.
Pada tahun 2021, PPA mendapatkan kepercayaan besar dari pemerintah dengan pengalihan hak atas kepemilikan saham minoritas negara pada lima perusahaan senilai Rp 2,95 triliun. Kelima perusahaan tersebut adalah PT Indosat Tbk, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), PT Bank KB Bukopin Tbk, PT Kawasan Industri Lampung, dan PT Socfin Indonesia.
Dengan alih kepemilikan saham ini, diharapkan perusahaan-perusahaan tersebut dapat dikelola dengan lebih efektif, maksimal, dan profesional. Tambahan saham minoritas BUMN ke PPA memperkuat modal perusahaan, memungkinkan PPA untuk menjalankan program scale up business BUMN dan restrukturisasi BUMN dengan lebih baik.
Dengan tugas yang kompleks dan penuh tantangan, PPA terus berupaya untuk menemukan model bisnis berkelanjutan bagi perusahaan-perusahaan BUMN yang dikelolanya. Dengan dukungan dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dalam optimalisasi aset negara, PPA berkomitmen untuk melaksanakan cost saving atas pemeliharaan aset, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
Ke depan, PPA diharapkan dapat terus memperkuat perannya sebagai NAMCO yang handal dan inovatif, menciptakan solusi efektif untuk setiap situasi khusus yang dihadapi BUMN. Dengan visi dan strategi yang jelas, PPA siap membawa BUMN yang dikelolanya menuju masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing tinggi.