Connect with us

Hi, what are you looking for?

Ragam

Sertifikasi AEO Pertamina dan  Keberlanjutan Energi

Raihan sertifikasi Authorized Economic Operator (AEO) oleh Pertamina merupakan pencapaian yang sangat patut diapresiasi.

Poin Penting : 

  1. Sertifikasi AEO membantu KPI memperlancar arus impor minyak mentah, material proyek, dan ekspor produk kilang, yang sangat penting untuk keamanan pasokan BBM nasional.
  2. Proses sertifikasi yang ketat dan transparan menunjukkan komitmen KPI terhadap profesionalisme, transparansi, dan akuntabilitas, dengan dukungan penuh dari Ditjen Bea & Cukai.
  3. Komitmen KPI terhadap prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social & Governance) menunjukkan dedikasi perusahaan untuk menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, sesuai dengan sepuluh prinsip universal dari United Nations Global Compact.

KEBERHASILAN PT Kilang Pertamina Internasional dalam meraih sertifikasi Authorized Economic Operator (AEO) merupakan pencapaian yang sangat patut diapresiasi. Pengakuan ini tidak hanya mendukung kelancaran operasional perusahaan tetapi juga memperkuat keamanan pasokan energi nasional. Proses sertifikasi yang ketat menunjukkan komitmen KPI terhadap transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme. 

Dukungan dari para pemangku kepentingan, terutama Bea & Cukai, sangat penting untuk keberhasilan ini. Lebih jauh lagi, komitmen KPI terhadap prinsip ESG menunjukkan dedikasi perusahaan untuk menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Dengan semua langkah ini, KPI berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan visinya menjadi perusahaan kilang minyak dan petrokimia berkelas dunia yang berkontribusi positif bagi negara dan masyarakat.

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) baru-baru ini meraih sertifikasi Authorized Economic Operator (AEO) dari Direktorat Jenderal Bea & Cukai (DJBC), suatu pencapaian yang patut diapresiasi. AEO atau Operator Ekonomi Bersertifikat adalah pengakuan penting yang memberikan perlakuan kepabeanan tertentu bagi operator ekonomi. 

Penghargaan ini merupakan bagian dari implementasi Safe Framework of Standard to Secure and Facilitate Global Trade (SAFE FoS) yang diinisiasi oleh World Customs Organization (WCO), termasuk Indonesia. Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan komitmen KPI dalam menjaga ketahanan energi nasional tetapi juga mencerminkan profesionalisme dan kredibilitas perusahaan dalam menghadapi tantangan global.

Sertifikasi AEO memberikan beberapa manfaat signifikan bagi KPI. Pengakuan ini membantu memperlancar operasi harian, terutama dalam mengelola arus impor minyak mentah, material proyek, dan ekspor produk kilang. Kelancaran rantai pasok ini sangat penting untuk keamanan pasokan bahan bakar minyak (BBM) nasional. Dengan adanya sertifikasi ini, KPI dapat memastikan bahwa kebutuhan energi dalam negeri terpenuhi dengan efisien dan tepat waktu.

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menekankan bahwa sertifikasi ini merupakan kepercayaan pemerintah melalui Dirjen Bea & Cukai kepada KPI. Pengakuan ini menunjukkan bahwa KPI diakui sebagai entitas yang dapat diandalkan dalam menjaga ketahanan energi nasional. Kepercayaan ini tidak hanya mendukung kelancaran operasional tetapi juga memperkuat hubungan antara KPI dan Bea & Cukai. Kolaborasi yang erat ini sangat penting untuk memastikan bahwa suplai energi nasional tetap terjaga dengan baik.

Proses untuk mendapatkan sertifikasi AEO tidaklah mudah. KPI harus melalui berbagai prosedur dan tahapan yang ketat selama kurang lebih delapan bulan. Proses ini melibatkan asistensi dan pendampingan dari Ditjen Bea & Cukai. 

Selama proses tersebut, KPI menerima banyak masukan konstruktif yang membantu memperbaiki kelengkapan prosedur, meningkatkan keamanan di kilang, dan memastikan keamanan mitra dagang yang bekerja sama dengan KPI. Keseluruhan proses ini menunjukkan komitmen KPI untuk menjaga kredibilitas dan nilai perusahaan melalui partisipasi dalam sertifikasi AEO yang transparan dan akuntabel.

Keberhasilan KPI dalam mendapatkan sertifikasi AEO juga sangat dipengaruhi oleh dukungan dari para pemangku kepentingan, terutama Bea & Cukai. Taufik Aditiyawarman mengakui bahwa keberlangsungan operasi KPI sangat bergantung pada dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, membangun kemitraan yang kuat antara KPI dan Bea & Cukai menjadi keharusan. 

Melalui serangkaian audiensi dan konsultasi dengan Ditjen Bea & Cukai, program kemitraan Authorized Economic Operator ini menjadi rekomendasi utama untuk KPI guna memperoleh manfaat dalam proses kepabeanan kargo impor dan ekspor. Harapan besar diemban pada kerjasama ini agar semakin erat dan memberikan manfaat maksimal bagi negara dan masyarakat.

Selain meraih sertifikasi AEO, KPI juga menunjukkan komitmen terhadap prinsip-prinsip Environment, Social & Governance (ESG). KPI terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal dari UNGC dalam strategi operasionalnya. Dengan menjalankan bisnis sesuai dengan prinsip ESG, KPI berupaya untuk menjadi perusahaan kilang minyak dan petrokimia kelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial, serta memiliki tata kelola perusahaan yang baik.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Perspektif

Mengejutkan sekaligus membanggakan, film berjudul ‘Autobiography’ akhirnya mewakili Indonesia untuk berkompetisi di Piala Oscar 2024. Mengejutkan, karena meski merupakan karya perdana Makbul Mubarak, namun...

Ragam

Jumlah responden 1.200 orang dianggap cukup untuk mewakili berbagai kelompok masyarakat di Indonesia, baik dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lokasi

Sosok

Ririek Adriansyah adalah contoh nyata dari seseorang yang bangkit dari kesulitan untuk mencapai puncak kesuksesan. Dari pemungut puntung rokok hingga memimpin Telkom Indonesia, perjalanan...

Vidiopedia

Freeport-McMoRan, perusahaan asal Amerika Serikat yang memiliki tambang emas terbesar di dunia, salah satunya di Indonesia. Sejak lama, perusahaan ini jadi sorotan karena masalah...