Connect with us

Hi, what are you looking for?

Ragam

Telkomsel Optimalkan In Building Services Sites

Infrastruktur indoor atau In Building Services Sites (IBS) adalah sistem distribusi antena yang dipasang di dalam bangunan untuk memastikan ketersediaan sinyal telekomunikasi yang kuat dan stabil di dalam ruangan

Poin Penting :

  1. Langkah ini memungkinkan Telkomsel untuk meningkatkan likuiditas dan fokus pada bisnis inti tanpa kehilangan akses ke infrastruktur penting.
  2. Infrastruktur indoor (IBS) adalah sistem distribusi antena yang dipasang di dalam bangunan untuk memastikan kualitas sinyal telekomunikasi yang kuat dan stabil. 
  3. Dengan mengadopsi model bisnis sale and lease back, Telkomsel dapat lebih fokus pada inovasi teknologi, pengembangan layanan digital, dan ekspansi pasar, meningkatkan daya saing di industri telekomunikasi yang terus berkembang.

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), anak perusahaan dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) atau (TLKM), telah menyelesaikan transaksi jual beli yang signifikan dengan PT Dhost Telekomunikasi Nusantara. Dalam transaksi ini, Telkomsel menjual 850 infrastruktur indoor (In Building Services Sites) dan menyewakan kembali 689 dari infrastruktur tersebut, dengan total nilai transaksi sebesar Rp685.001.000.000 (enam ratus delapan puluh lima miliar satu juta Rupiah). Langkah ini merupakan bagian dari strategi transformasi perusahaan untuk memperkuat posisi Telkomsel sebagai penyedia layanan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia.

Infrastruktur indoor atau In Building Services Sites (IBS) adalah sistem distribusi antena yang dipasang di dalam bangunan untuk memastikan ketersediaan sinyal telekomunikasi yang kuat dan stabil di dalam ruangan. IBS biasanya dipasang di pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, hotel, bandara, dan tempat umum lainnya. Sistem ini sangat penting karena sinyal telekomunikasi dari menara seluler luar sering terhalang oleh struktur bangunan, sehingga mengurangi kekuatan dan kualitas sinyal. Dengan adanya IBS, pengguna dapat melakukan panggilan, mengirim pesan, dan menggunakan data seluler tanpa hambatan di dalam gedung, meningkatkan pengalaman dan kepuasan pelanggan.

IBS memainkan peran penting dalam memastikan kualitas sinyal di dalam bangunan besar atau struktur dengan dinding tebal. Dalam situasi di mana sinyal dari menara seluler luar tidak bisa menembus dinding tebal, IBS menyediakan solusi dengan antena distribusi yang dipasang di berbagai lokasi di dalam gedung. Sistem ini biasanya terdiri dari repeater atau booster yang menerima sinyal dari menara seluler luar dan memperkuatnya untuk disebarkan di dalam bangunan. Pemasangan antena dan perangkat lainnya dilakukan secara strategis untuk menutupi seluruh area dalam gedung, memastikan bahwa tidak ada “zona mati” di mana sinyal tidak dapat diakses.

Telkomsel telah mengambil langkah strategis dengan menjual dan menyewakan kembali infrastruktur IBS. Langkah ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan asetnya, mengalihkan sumber daya ke area lain yang memerlukan pengembangan atau peningkatan layanan. Transaksi ini juga merupakan bagian dari strategi keuangan untuk meningkatkan profitabilitas dan efisiensi operasional, dengan cara menggunakan model bisnis sale and lease back yang memungkinkan perusahaan mendapatkan likuiditas tanpa kehilangan akses ke infrastruktur penting.

Dengan melepaskan sebagian infrastruktur yang tidak langsung terkait dengan operasi inti, Telkomsel dapat lebih fokus pada pengembangan layanan telekomunikasi digital yang lebih inovatif dan berkualitas tinggi. Strategi ini juga membantu perusahaan untuk lebih fleksibel dalam pengelolaan arus kas dan memberikan likuiditas tambahan yang dapat digunakan untuk proyek-proyek yang memiliki potensi pengembalian tinggi.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi transformasi perusahaan untuk memperkuat posisi Telkomsel sebagai penyedia layanan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia. Meskipun transaksi ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap operasional, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha perusahaan, hal ini diharapkan dapat mengoptimalkan infrastruktur Telkomsel demi peningkatan kualitas layanan indoor dan kepuasan pelanggan.

Tren Industri Telekomunikasi: Sale and Lease Back

Tren sale and lease back semakin banyak diadopsi oleh operator telekomunikasi di seluruh dunia sebagai bagian dari strategi manajemen aset dan pengelolaan keuangan. Dengan model bisnis ini, perusahaan telekomunikasi dapat menjual aset yang dimilikinya, seperti menara seluler, pusat data, dan infrastruktur indoor, kepada perusahaan lain, kemudian menyewa kembali aset tersebut untuk terus digunakan dalam operasionalnya. Langkah ini memungkinkan operator untuk lebih fokus pada pengembangan bisnis inti mereka, seperti peningkatan layanan digital, inovasi teknologi, dan ekspansi pasar.

Octavius Oky Prakarsa, VP Investor Relations Telkom, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mencapai profitabilitas yang lebih baik. Telkomsel berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan dan memenuhi kebutuhan pelanggan di era digital yang terus berkembang. Dengan likuiditas yang lebih baik, Telkomsel dapat lebih agresif dalam investasi teknologi dan ekspansi pasar, meningkatkan daya saing mereka.

Dengan transaksi ini, Telkomsel menunjukkan komitmennya untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan di tengah persaingan yang semakin ketat. Optimalisasi aset melalui sale and lease back memungkinkan perusahaan untuk mengalihkan sumber daya ke area yang lebih penting, seperti pengembangan teknologi 5G, perluasan jaringan, dan peningkatan layanan digital.

Telkomsel juga dapat menggunakan dana yang diperoleh dari penjualan aset untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang memiliki potensi pengembalian tinggi, seperti pengembangan aplikasi dan layanan digital baru, peningkatan infrastruktur jaringan, dan ekspansi ke pasar baru. Langkah ini juga memungkinkan Telkomsel untuk lebih fleksibel dalam pengelolaan arus kas dan memberikan likuiditas tambahan yang dapat digunakan untuk keperluan strategis lainnya.

Langkah Telkomsel untuk menjual dan menyewakan kembali 850 infrastruktur IBS adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat posisi mereka di pasar telekomunikasi Indonesia. Dengan mengoptimalkan penggunaan aset, meningkatkan likuiditas, dan fokus pada bisnis inti, Telkomsel dapat terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan mereka di tengah persaingan yang semakin ketat.

Transaksi ini juga sejalan dengan tren industri telekomunikasi yang melakukan unlock asset melalui transaksi sale and lease back, memungkinkan operator untuk fokus pada pengembangan bisnis inti perusahaan. Dengan demikian, Telkomsel siap untuk menghadapi tantangan dan peluang di era digital yang terus berkembang, sambil memastikan bahwa kualitas layanan yang mereka tawarkan tetap optimal dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

Langkah ini menunjukkan bahwa Telkomsel tidak hanya berkomitmen untuk meningkatkan layanan, tetapi juga untuk mencapai profitabilitas yang lebih baik dan menjaga kelangsungan usaha di masa depan. Dengan strategi yang tepat dan inovasi yang berkelanjutan, Telkomsel akan terus menjadi pemimpin dalam industri telekomunikasi Indonesia, memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan berkontribusi pada perkembangan ekonomi digital di Indonesia.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Perspektif

Mengejutkan sekaligus membanggakan, film berjudul ‘Autobiography’ akhirnya mewakili Indonesia untuk berkompetisi di Piala Oscar 2024. Mengejutkan, karena meski merupakan karya perdana Makbul Mubarak, namun...

Ragam

Jumlah responden 1.200 orang dianggap cukup untuk mewakili berbagai kelompok masyarakat di Indonesia, baik dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lokasi

Sosok

Ririek Adriansyah adalah contoh nyata dari seseorang yang bangkit dari kesulitan untuk mencapai puncak kesuksesan. Dari pemungut puntung rokok hingga memimpin Telkom Indonesia, perjalanan...

Vidiopedia

Freeport-McMoRan, perusahaan asal Amerika Serikat yang memiliki tambang emas terbesar di dunia, salah satunya di Indonesia. Sejak lama, perusahaan ini jadi sorotan karena masalah...