Poin penting :
- Pertamina NRE dan Coal Power Generation Company Bangladesh Limited (CPGCBL) menandatangani MoU untuk proyek PLTS 500 MW, menandai komitmen kuat dalam menghadapi tantangan energi global dan implementasi kebijakan energi bersih.
- Proyek PLTS ini diharapkan meningkatkan kapasitas listrik berbasis energi terbarukan di Bangladesh, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan membantu mitigasi perubahan iklim melalui pengurangan emisi karbon.
- Kerja sama ini mendukung keamanan energi nasional Bangladesh dengan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan meningkatkan ketahanan energi domestik, serta menjadi model sukses untuk pengembangan energi terbarukan di wilayah lain.
PERTAMINA New and Renewable Energy (Pertamina NRE) telah mengambil langkah strategis yang patut diapresiasi dengan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) bersama Coal Power Generation Company Bangladesh Limited (CPGCBL) untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 500 MW di Moheshkhali dan berbagai area potensial lainnya di Bangladesh. Kerja sama ini menandai langkah signifikan dalam pemanfaatan solusi energi terbarukan dan pengembangan infrastruktur yang mendukung keberlanjutan.
MoU yang ditandatangani oleh Managing Director CPGCBL, Abul Kalam Azad, dan Pelaksana Tugas CEO Pertamina NRE, Fadli Rahman, pada 15 Juli 2024 di Dhaka, Bangladesh, mencerminkan komitmen kuat kedua pihak dalam menghadapi tantangan energi global. Kerja sama ini bukan hanya sekadar proyek pembangunan infrastruktur energi, tetapi juga merupakan wujud nyata dari implementasi kebijakan energi bersih yang diusung oleh Indonesia dan Bangladesh.
Pertamina NRE, dengan portofolio energi bersih yang kuat, membawa pengalaman dan keahlian yang dapat mengakselerasi pengembangan PLTS di Bangladesh. CFO Pertamina NRE, Nelwin Aldriansyah, mengungkapkan optimismenya terhadap kerja sama ini, menyatakan bahwa kolaborasi dengan CPGCBL akan meningkatkan kemampuan operasional dan mendorong pertumbuhan serta inovasi. Proyek ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan kapasitas listrik berbasis energi terbarukan di Bangladesh tetapi juga mendukung tujuan jangka panjang keamanan energi nasional.
Selain manfaat ekonomis, proyek PLTS ini juga akan memberikan dampak positif bagi lingkungan. Penggunaan tenaga surya sebagai sumber energi bersih akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengurangi emisi karbon, dan membantu dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Dalam jangka panjang, ini akan berkontribusi pada pencapaian target energi terbarukan global serta mendukung komitmen lingkungan yang telah disepakati oleh kedua negara.
Penandatanganan MoU ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan government-to-government (G2G) antara Indonesia dan Bangladesh yang telah ditandatangani pada 2017. Melalui studi kelayakan yang dilakukan oleh Pertamina NRE dan CPGCBL, kedua perusahaan ini telah mengevaluasi potensi dan manfaat dari proyek PLTS 500 MW ini. Studi kelayakan ini menjadi dasar yang kuat untuk melanjutkan kerja sama strategis dan memastikan bahwa proyek tersebut dapat berjalan dengan efisien dan memberikan hasil yang diharapkan.
Sebagai bagian dari MoU ini, Pertamina NRE dan CPGCBL juga berkomitmen untuk membangun fasilitas pendukung yang diperlukan untuk operasional PLTS. Pembangunan ini mencakup infrastruktur jaringan listrik, fasilitas penyimpanan energi, dan sistem pemeliharaan yang akan memastikan PLTS dapat beroperasi dengan optimal. Infrastruktur pendukung ini sangat penting untuk menjamin kontinuitas dan stabilitas pasokan listrik, terutama dalam skala besar seperti proyek 500 MW.
Kerja sama antara Pertamina NRE dan CPGCBL tidak hanya akan memberikan manfaat langsung dalam hal pasokan listrik yang lebih bersih dan berkelanjutan, tetapi juga akan mendukung keamanan energi nasional Bangladesh. Dengan meningkatnya kapasitas PLTS, Bangladesh dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan meningkatkan ketahanan energi domestik. Hal ini sangat penting dalam menghadapi fluktuasi harga energi global dan memastikan ketersediaan energi yang stabil bagi pertumbuhan ekonomi Bangladesh.
Kerja sama ini merupakan contoh nyata dari upaya global menuju keberlanjutan energi. Proyek PLTS 500 MW ini akan menjadi model bagi negara-negara lain dalam memanfaatkan potensi energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Dengan memanfaatkan teknologi dan pengalaman Pertamina NRE, Bangladesh dapat menjadi salah satu negara pionir dalam penggunaan tenaga surya di Asia Selatan.
Langkah Pertamina NRE dalam menjalin kerja sama strategis dengan CPGCBL untuk proyek PLTS 500 MW di Bangladesh merupakan langkah yang sangat positif dan mendukung upaya global menuju keberlanjutan energi. Proyek ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan bagi Bangladesh tetapi juga akan mendukung keamanan energi nasional. Dengan komitmen kuat dari kedua belah pihak, proyek ini diharapkan dapat menjadi model sukses bagi pengembangan energi terbarukan di wilayah lain dan memberikan kontribusi nyata dalam upaya mitigasi perubahan iklim global.
MoU yang ditandatangani oleh Managing Director CPGCBL, Abul Kalam Azad, dan Pelaksana Tugas CEO Pertamina NRE, Fadli Rahman, pada 15 Juli 2024 di Dhaka, Bangladesh, mencerminkan komitmen kuat kedua pihak dalam menghadapi tantangan energi global. Kerja sama ini bukan hanya sekadar proyek pembangunan infrastruktur energi, tetapi juga merupakan wujud nyata dari implementasi kebijakan energi bersih yang diusung oleh Indonesia dan Bangladesh.