Poin penting :
- PT PLN (Persero) menyediakan listrik hijau melalui layanan Green Energy as a Service (GEAS) dan Renewable Energy Certificate (REC), mendukung transisi energi industri di Indonesia menuju Net Zero Emissions (NZE) 2060.
- Hingga 2023, PLN telah mencapai kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 8.786 MW dan berencana menambah kapasitas sebesar 82,4 GW dari berbagai sumber EBT hingga tahun 2040.
- Kolaborasi dengan mitra global, seperti Just Energy Transition Partnership (JETP) dan Asian Development Bank (ADB), memperkuat dukungan pendanaan untuk proyek hijau PLN, memfasilitasi ekonomi berkelanjutan dan pengurangan emisi.
DALAM era yang semakin mengarah pada keberlanjutan dan dekarbonisasi, PT PLN (Persero) menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung penyediaan listrik hijau untuk sektor industri di Indonesia. Upaya ini diwujudkan melalui layanan Green Energy as a Service (GEAS), yang menyediakan listrik bersih dari pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Komitmen ini sejalan dengan target Pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
Pada acara “Green Energy Buyers Dialogue” yang diadakan di Jakarta pada Jumat, 12 Juli, berbagai pemangku kepentingan dari Just Energy Transition Partnership (JETP) bertemu untuk membahas langkah-langkah konkret dalam mendukung transisi energi. Acara ini dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Indonesia, International Partners Group (IPG), Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), perbankan swasta internasional dan domestik, serta pelaku usaha.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menekankan bahwa PLN berkomitmen untuk merespons perubahan industri global yang mengarah pada nol emisi. Dalam paparannya, Darmawan menyatakan bahwa PLN menyediakan listrik hijau melalui Renewable Energy Certificate (REC) sebagai bagian dari produk GEAS. Sertifikat REC ini diakui secara internasional dan membuktikan bahwa listrik yang digunakan, per megawatt hour (MWh), berasal dari pembangkit EBT atau non-fosil.
PLN terus berupaya meningkatkan kapasitas pembangkit EBT di Indonesia. Hingga tahun 2023, kapasitas pembangkit EBT PLN telah mencapai 8.786 megawatt (MW), yang terdiri dari pembangkit hidro (PLTA/PLTMH) sebesar 5.777 MW, pembangkit panas bumi (PLTP) sebesar 2.519 MW, serta pembangkit surya (PLTS), angin (PLTB), dan biomassa. Tidak berhenti di situ, PLN bersama Pemerintah juga sedang menyelesaikan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru untuk meningkatkan bauran EBT di masa depan.
Rencana ini mencakup penambahan kapasitas sebesar 21 Gigawatt (GW) dari pembangkit listrik tenaga gas, 28 GW dari tenaga surya dan angin, 31 GW dari tenaga air dan panas bumi, serta 2,4 GW dari energi baru hingga tahun 2040. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya PLN dalam mengembangkan EBT sebagai sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional.
Salah satu perusahaan yang telah merasakan manfaat dari layanan REC PLN adalah PT Hindo (H&M Group Indonesia). Anya Sapphira, Stakeholder Engagement and Sustainability Manager H&M, menyatakan bahwa layanan listrik hijau dari PLN telah membantu H&M dalam menjalankan proses produksi yang berkelanjutan. H&M memiliki komitmen kuat untuk mengatasi perubahan iklim dan mengurangi emisi dalam rantai pasok mereka, yang melibatkan 58 pabrik independen dan 90 ribu pekerja di Indonesia.
Dukungan terhadap pengembangan ekosistem EBT di Indonesia juga datang dari berbagai mitra global. Paul Butarbutar, Kepala Sekretariat JETP, mengungkapkan bahwa JETP bersama IPG siap mendukung pendanaan untuk proyek hijau yang dikembangkan oleh PLN. Kerjasama ini mencakup pendanaan proyek prioritas yang telah dibahas dengan rekan-rekan dari industri dan asosiasi terkait.
Senada dengan itu, Andrew Jeffries, Director of the Southeast Asia Energy Division at the Asian Development Bank (ADB), menyatakan bahwa upaya PLN dalam meningkatkan pemanfaatan EBT sudah sejalan dengan agenda transisi energi global. ADB berkomitmen untuk membantu Indonesia dan negara berkembang lainnya dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Komitmen PLN dalam menyediakan listrik hijau untuk sektor industri di Indonesia tidak hanya mendukung upaya dekarbonisasi, tetapi juga membuka jalan bagi peningkatan ekonomi nasional. Dengan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, PLN siap menghadirkan energi bersih yang akan menggerakkan industri menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.