Connect with us

Hi, what are you looking for?

Ragam

Opsi Kuliah atau Kursus Daring Saja

Kursus dan sertifikasi berbasis Learning Management System (LMS) semakin memperlihatkan dirinya sebagai alternatif yang serius dalam dunia pendidikan dan karier.

Pertanyaan klasik, “Kursus atau kuliah?” sering muncul di benak para pencari ilmu, terutama di masa sekarang ketika kedua jalur ini sama-sama menawarkan prospek menarik. Saya sendiri sering merenung soal ini, terutama setelah melihat tetangga saya yang, bukannya bekerja sesuai dengan ijazahnya di bidang keilmuan murni, justru sukses berkarier sebagai AI Engineer berkat sertifikat kursus daring. Ya, kursus dan sertifikasi berbasis Learning Management System (LMS) semakin memperlihatkan dirinya sebagai alternatif yang serius dalam dunia pendidikan dan karier.

Tentu saja, saya tidak sedang meremehkan pendidikan formal. Kuliah masih sangat diperlukan untuk banyak profesi. Gelar sarjana atau pascasarjana tetap merupakan tiket penting untuk memasuki dunia kerja yang lebih tradisional, khususnya di bidang akademis. Namun, untuk keterampilan spesifik yang dicari oleh pasar kerja modern, kursus singkat berbasis daring bisa menjadi pilihan yang lebih praktis dan tepat sasaran.

Kursus daring ini, terutama yang didukung oleh teknologi canggih seperti AI dalam LMS, menawarkan fleksibilitas yang tak tertandingi. Lembaga-lembaga seperti Coursera, Udemy, dan platform teknis lainnya seperti TensorFlow, memungkinkan siapa pun untuk belajar tanpa harus mengorbankan waktu bertahun-tahun di bangku kuliah. Mau belajar pemrograman, desain grafis, atau manajemen proyek? Semua bisa diakses hanya dengan koneksi internet dan kemauan untuk belajar.

Lalu, kursus atau kuliah?

Menurut saya, ini bukan soal memilih satu dan menyingkirkan yang lain. Keduanya punya peran dan fungsi masing-masing. Jika anda ingin mendalami bidang yang membutuhkan dasar teori yang kuat dan luas, seperti kedokteran, hukum, atau teknik sipil, kuliah jelas tak tergantikan. Namun, untuk keterampilan teknis yang lebih aplikatif, kursus sering kali memberikan hasil yang lebih cepat dan langsung. Dunia kerja saat ini, terutama di sektor teknologi, lebih menilai kemampuan konkret daripada sekadar gelar.

Tetangga saya adalah bukti nyata. Gelar keilmuan murni yang ia peroleh dari universitas jelas memberikan pondasi intelektual yang kuat. Namun, ketika masuk ke dunia kerja di bidang AI, keterampilan yang dicari bukan lagi teori murni atau riset ilmiah yang ia dalami di kampus, melainkan pemahaman teknis tentang bahasa pemrograman, analisis data, dan pengembangan model AI. Anehnya, hal-hal ini justru ia pelajari dari kursus daring, bukan dari kuliah.

Lantas, apakah kursus lebih unggul? Tidak juga. Ada nilai-nilai dalam pendidikan formal yang tak bisa digantikan oleh kursus singkat. Kuliah mengajarkan kemampuan berpikir kritis, analisis yang mendalam, serta sering membuka jejaring akademis dan sosial yang kuat. Di sisi lain, kursus menawarkan cara belajar yang lebih efisien dan relevan dengan kebutuhan industri, terutama bagi mereka yang ingin segera beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Pada akhirnya, pilihan antara kursus dan kuliah tergantung pada kebutuhan dan tujuan. Bukan soal mana yang lebih baik, melainkan mana yang lebih sesuai untuk jalan yang ingin anda tempuh. Mau menjadi dokter? Kuliah adalah jalannya. Ingin menjadi software engineer atau desainer UI/UX? Mungkin kursus bisa memberikan jalan yang lebih cepat dan relevan.

Namun, bagi saya, kombinasi keduanya mungkin adalah strategi terbaik. Dapatkan dasar teoritis melalui pendidikan formal, lalu lengkapi dengan keterampilan praktis melalui kursus. Di dunia yang terus bergerak cepat ini, pendekatan ini bisa menjadi pilihan yang paling cerdas dan realistis.

Wallahu a’lam.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Perspektif

Mengejutkan sekaligus membanggakan, film berjudul ‘Autobiography’ akhirnya mewakili Indonesia untuk berkompetisi di Piala Oscar 2024. Mengejutkan, karena meski merupakan karya perdana Makbul Mubarak, namun...

Ragam

Jumlah responden 1.200 orang dianggap cukup untuk mewakili berbagai kelompok masyarakat di Indonesia, baik dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lokasi

Sosok

Ririek Adriansyah adalah contoh nyata dari seseorang yang bangkit dari kesulitan untuk mencapai puncak kesuksesan. Dari pemungut puntung rokok hingga memimpin Telkom Indonesia, perjalanan...

Perspektif

India, melalui Kebijakan Pendidikan Nasional 2020, tampak lebih progresif dalam memperkenalkan perubahan yang berorientasi pada pengembangan holistik dan berbasis pengalaman.