Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai peran PT Jamkrindo (Persero) tidak seharusnya semata-mata berorientasi pada keuntungan, tetapi juga harus menjadi katalis bagi peningkatan kapasitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar dapat naik kelas.
Menurut Toto, fungsi industri penjaminan seperti Jamkrindo bukan hanya membuka akses pembiayaan dari sektor perbankan, tetapi juga membangun ekosistem yang mendorong peningkatan kemampuan dan daya saing pelaku UMKM.
“Itu bukan hanya soal memberikan akses yang lebih baik kepada perbankan, tapi harapannya adalah bagaimana ekosistem industri penjaminan mampu membawa para mitra usaha mikro kecil untuk naik kelas. Kalau tadinya mikro menjadi kecil, yang kecil naik jadi menengah,” ujar Toto dalam paparannya kepada media.
Ia menekankan, industri penjaminan perlu memperluas perannya dengan membantu peningkatan kapasitas manajerial dan kapabilitas bisnis mitra binaan. Langkah ini, kata Toto, dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap produktivitas dan keberlanjutan sektor UMKM nasional.
Toto juga menyoroti perlunya Indonesia mencontoh model lembaga penjaminan di negara lain, seperti Korea Credit Guarantee Fund (KODIT), yang dinilai berhasil menjadi motor penggerak kemajuan usaha kecil di Korea Selatan.
“KODIT tidak diukur dari seberapa besar profit-nya, tapi dari berapa banyak usaha kecil yang berhasil naik kelas setiap tahun. Mereka bahkan membantu akses ke pasar regional dan internasional. Ini model yang bisa kita tiru,” jelasnya.
Lebih lanjut, Toto mengingatkan bahwa transformasi kelembagaan BUMN melalui pembentukan BPI Danantara dan Badan Pengaturan BUMN (BP BUMN) pada 2025 juga akan mempengaruhi arah strategis Jamkrindo ke depan. Ia menilai penting bagi Danantara untuk menempatkan Jamkrindo bukan semata sebagai BUMN komersial, tetapi juga sebagai entitas dengan fungsi pelayanan publik (Public Service Obligation) bagi pelaku UMKM.
“Jamkrindo tidak bisa hanya dilihat dari seberapa besar profit yang dihasilkan, tetapi dari sejauh mana kontribusinya meningkatkan kapasitas mitra binaan. Ini fungsi sosial ekonomi yang tidak kalah penting,” tegas Toto.
Ia menambahkan, kolaborasi antara Jamkrindo dan lembaga penjaminan daerah (Jamkrida) juga menjadi kunci memperluas jangkauan pembiayaan serta pembinaan bagi pelaku usaha kecil di daerah.
Toto optimistis, dengan semangat baru di bawah kepemimpinan generasi muda dan dukungan sistem baru di bawah Danantara, Jamkrindo dapat bertransformasi menjadi lembaga penjaminan yang lebih adaptif, berdampak, dan berorientasi pada penguatan ekosistem UMKM.
“Kalau semua pihak punya semangat baru dan Danantara bisa bergerak lebih cepat, saya yakin Jamkrindo akan berkontribusi lebih besar bagi peningkatan kapasitas sektor mikro kecil,” pungkas Toto.




















