Connect with us

Hi, what are you looking for?

Perspektif

Langkah Baru Digitalisasi Sekolah oleh Kemendikdasmen

Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar Presiden Prabowo Subianto untuk menghadirkan sarana pembelajaran digital yang lebih interaktif dan kolaboratif.

Poin Penting:

  1. Pemerintah melalui Kemendikdasmen mengganti rencana pembagian smart TV menjadi interactive flat panel (IFP) atau smart board untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
  2. Program ini berlandaskan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 yang menekankan revitalisasi satuan pendidikan serta percepatan digitalisasi pembelajaran.
  3. Perangkat IFP dirancang untuk kolaborasi dua arah antara guru dan siswa, berbeda dengan smart TV yang hanya menampilkan tayangan satu arah.


Monitorday.com — Dalam upaya mempercepat modernisasi dunia pendidikan, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) kini mulai mendistribusikan interactive flat panel (IFP) atau smart board ke sekolah-sekolah di seluruh penjuru negeri. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar Presiden Prabowo Subianto untuk menghadirkan sarana pembelajaran digital yang lebih interaktif dan kolaboratif. Berbeda dari dugaan sebelumnya yang menyebutkan bahwa perangkat yang akan dibagikan adalah smart TV, ternyata pemerintah memilih perangkat yang memiliki fungsi jauh lebih komprehensif dan inovatif.

Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen, Gogot Suharwoto, menjelaskan bahwa program pembagian IFP ini bukan sekadar mengikuti arus modernisasi teknologi, melainkan sebuah langkah strategis dalam merespons tantangan pendidikan nasional. Menurutnya, rendahnya tingkat literasi dan dampak learning loss pascapandemi menjadi alasan kuat bagi pemerintah untuk mempercepat digitalisasi pembelajaran. “Digitalisasi pembelajaran menjadi upaya percepatan agar anak-anak Indonesia bisa mengejar ketertinggalan sekaligus terbiasa dengan keterampilan abad 21,” kata Gogot dalam tayangan SINIAR: Digitalisasi Pembelajaran di Jakarta pada Senin (15/9), dikutip dari Antara.

Kebijakan ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025, yang menitikberatkan pada revitalisasi satuan pendidikan, pembangunan sekolah unggul, serta implementasi pembelajaran berbasis teknologi digital. Dalam kerangka tersebut, Kemendikdasmen berkomitmen untuk menyalurkan perangkat layar interaktif ke seluruh sekolah, dimulai dari wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat sebagai tahap awal distribusi. Selanjutnya, tahap-tahap berikut akan menjangkau wilayah lain di Indonesia.

Perbedaan utama antara smart TV dan interactive flat panel (IFP) terletak pada sifat interaktivitasnya. Jika smart TV hanya menyajikan tampilan visual dan audio satu arah, maka IFP memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru dan murid. Layar sentuh yang dimiliki perangkat ini memungkinkan pengguna untuk menulis, menggambar, atau berkolaborasi dalam waktu nyata, layaknya papan tulis digital. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih hidup, partisipatif, dan mudah disesuaikan dengan gaya belajar masing-masing siswa.

Lebih jauh, perangkat IFP bukan hanya berfungsi sebagai alat tayang, tetapi juga mampu menerima masukan (input) seperti coretan dan catatan digital. Umumnya, perangkat ini dilengkapi dengan kamera, mikrofon, serta konektivitas tinggi yang sangat menunjang kegiatan pembelajaran jarak jauh. Dari sisi perangkat lunak, IFP dapat diintegrasikan dengan berbagai aplikasi pendidikan modern. Contohnya, produk IFP keluaran Hisense telah terhubung langsung dengan Google Education, yang mencakup akses cepat ke Google Classroom, Google Chrome, Play Store, Gmail, Google Drive, dan Google Docs. Integrasi ini membuat guru lebih mudah mengelola kelas, menyiapkan materi ajar, serta menilai hasil belajar siswa secara efisien.

Berbeda dengan proyektor konvensional yang kini dianggap tidak praktis, IFP menawarkan kualitas gambar yang tajam, kemampuan kolaboratif, serta sistem operasi yang cerdas. Teknologi ini memungkinkan guru menggabungkan unsur visual, audio, dan interaksi langsung dalam satu perangkat. Dengan ukuran layar yang bervariasi, IFP bisa disesuaikan dengan kebutuhan ruang belajar, mulai dari kelas kecil hingga aula besar.

Sementara itu, smart TV hanya menyediakan fungsi dasar berupa tayangan audio dan visual tanpa kemampuan interaktif. Untuk menjadikannya media pembelajaran kolaboratif, perangkat tambahan seperti kamera, mikrofon, atau komputer eksternal perlu dipasang terlebih dahulu, yang tentu akan menambah biaya dan kompleksitas penggunaannya.

Melalui program ini, pemerintah berharap agar seluruh siswa di Indonesia dapat menikmati pengalaman belajar yang lebih modern dan menarik. Langkah digitalisasi ini bukan hanya menghadirkan teknologi ke ruang kelas, tetapi juga membuka peluang bagi guru dan murid untuk berkembang bersama dalam ekosistem pembelajaran yang lebih dinamis, interaktif, dan relevan dengan tuntutan era digital saat ini.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Sosok

Ririek Adriansyah adalah contoh nyata dari seseorang yang bangkit dari kesulitan untuk mencapai puncak kesuksesan. Dari pemungut puntung rokok hingga memimpin Telkom Indonesia, perjalanan...

Perspektif

India, melalui Kebijakan Pendidikan Nasional 2020, tampak lebih progresif dalam memperkenalkan perubahan yang berorientasi pada pengembangan holistik dan berbasis pengalaman.

Ragam

Jumlah responden 1.200 orang dianggap cukup untuk mewakili berbagai kelompok masyarakat di Indonesia, baik dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lokasi

Perspektif

Mengejutkan sekaligus membanggakan, film berjudul ‘Autobiography’ akhirnya mewakili Indonesia untuk berkompetisi di Piala Oscar 2024. Mengejutkan, karena meski merupakan karya perdana Makbul Mubarak, namun...