Melalui kanal Youtube Nischa, seorang mantan bankir investasi memaparkan peta jalan sederhana yang digunakan oleh 1% orang terkaya untuk mengelola uang dan membangun kekayaan, terlepas dari latar belakang finansial awal.
Membangun kekayaan sering kali dianggap sebagai rahasia yang hanya dimiliki oleh segelintir orang dengan gelar keuangan. Namun, seorang mantan bankir investasi membantah anggapan ini, menegaskan bahwa kuncinya terletak pada peta jalan yang sederhana dan komitmen untuk mengikutinya. Peta jalan ini diawali dengan kejujuran brutal mengenai posisi finansial Anda saat ini, berlanjut ke strategi investasi berbasis waktu, dan diakhiri dengan panduan cerdas untuk keputusan pembelian besar.
Langkah pertama dalam pengelolaan uang ala 1% adalah memahami Kekayaan Bersih (Aset dikurangi Liabilitas) dan Surplus Pendapatan Tahunan. Fokus tahunan sangat penting karena mampu menangkap pengeluaran tak terduga yang luput dari pantauan bulanan. Kekayaan bersih Anda adalah penentu kebebasan finansial jangka panjang, bukan hanya pendapatan. Setelah angka-angka ini diketahui, Anda akan melihat apakah Anda berada dalam defisit (menghabiskan lebih dari yang Anda hasilkan) atau surplus (memiliki sisa uang yang dapat diinvestasikan).
Setelahnya, medan pertempuran terbesar adalah utang. Prinsip dasarnya jelas: lunasi utang berbunga tinggi terlebih dahulu. Utang yang memiliki suku bunga di atas 8% secara matematis jauh lebih sulit dikalahkan oleh pengembalian investasi di pasar. Dengan demikian, melunasi utang 8% setara dengan mendapatkan pengembalian investasi 8% yang dijamin. Strategi yang paling efisien untuk melunasi utang ini adalah metode Debt Avalanche, di mana Anda memprioritaskan utang dengan suku bunga tertinggi, sambil membayar minimum pada utang lainnya.
Untuk menyusun anggaran harian, mantan bankir investasi ini menyarankan aturan 50/30/20 sebagai panduan yang fleksibel. Secara kasar, 50% dari gaji bersih Anda harus dialokasikan untuk kebutuhan pokok (seperti sewa dan bahan makanan), 30% untuk keinginan (seperti makan di luar atau hiburan), dan 20% harus didedikasikan untuk masa depan, termasuk tabungan, investasi, dan pembayaran utang ekstra.
Kunci utama dalam perencanaan keuangan adalah menghubungkan tujuan Anda dengan jangka waktu. Tujuan jangka pendek (1–5 tahun), seperti dana darurat atau uang muka rumah dalam waktu dekat, harus disimpan di tempat yang aman dan mudah diakses, bukan di pasar saham. Sebaliknya, tujuan jangka panjang (15 tahun atau lebih), seperti dana pensiun, harus diinvestasikan. Data historis selama lebih dari satu abad menunjukkan bahwa indeks S&P 500 tidak pernah mencatat kerugian selama periode kepemilikan 20 tahun mana pun, menjamin pengembalian positif dan menjadikan waktu sebagai aset terkuat Anda.
Dalam pembelian besar seperti mobil, diterapkan pedoman ketat yang dikenal sebagai Aturan 20/4/10 untuk menghindari jebakan “pembunuh kekayaan tersembunyi” ini. Aturan ini mensyaratkan 20% uang muka, jangka waktu pinjaman mobil tidak lebih dari 4 tahun (48 bulan), dan total biaya terkait mobil (angsuran, asuransi, pemeliharaan) tidak melebihi 10% dari pendapatan kotor bulanan Anda. Mematuhi aturan ini dapat menghemat ribuan dolar biaya bunga yang tidak perlu.
Terakhir, perdebatan abadi antara membeli dan menyewa rumah harus dianalisis melalui lensa biaya peluang. Pembeli sering kali melupakan biaya hangus (sunk costs) seperti pajak properti dan biaya legal yang tidak dapat diperoleh kembali. Yang paling penting adalah mempertimbangkan biaya peluang dari uang muka (down payment) yang besar. Jika uang muka sebesar $80.000 diinvestasikan di pasar saham alih-alih diikat pada properti, pengembalian historis pasar (sekitar 7% per tahun) mungkin menghasilkan kekayaan lebih besar dalam jangka panjang dibandingkan apresiasi nilai rumah. Keputusan akhir, bagaimanapun, adalah pribadi, menyeimbangkan potensi pengembalian finansial dengan stabilitas psikologis yang ditawarkan oleh kepemilikan rumah.





















