Connect with us

Hi, what are you looking for?

Ragam

Isu Merger GoTo-Grab Memanas

Spekulasi merger antara dua raksasa teknologi Asia Tenggara, GoTo dan Grab, kembali mencuat di pasar modal, dipicu oleh perubahan manajemen

Monitorday.com – Spekulasi mengenai kemungkinan merger antara dua raksasa teknologi yang bersaing ketat di Asia Tenggara, GoTo (PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk) dan Grab Holdings Inc., kembali memanas dan menjadi sorotan utama di pasar modal. Isu ini menguat setelah adanya perombakan besar-besaran di jajaran manajemen GoTo, termasuk pengunduran diri Patrick Walujo sebagai CEO. Perubahan ini diinterpretasikan oleh pasar sebagai sinyal semakin terbukanya jalan bagi konsolidasi dua platform terbesar di kawasan.

Pasar merespons isu ini dengan fluktuasi signifikan pada harga saham GOTO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kenaikan harga saham terjadi karena adanya ekspektasi investor akan efisiensi operasional besar-besaran yang dapat dicapai dari merger tersebut. Konsolidasi ini dipandang mampu menekan biaya kompetisi, terutama untuk subsidi harga dan promosi yang selama ini menggerus profitabilitas kedua perusahaan.

Rumor merger semakin menjadi perhatian setelah muncul laporan mengenai potensi keterlibatan Danantara (Badan Pengelola Investasi) milik negara. Keterlibatan Danantara dalam struktur pemegang saham entitas hasil merger diprediksi dapat menjadi solusi atas isu kepemilikan asing mayoritas. Hal ini dinilai mampu mengatasi hambatan regulasi terbesar yang selama ini menjadi batu sandungan utama dalam rencana penggabungan kedua perusahaan.

Meskipun manajemen GoTo telah menyatakan bahwa belum ada keputusan maupun kesepakatan resmi terkait potensi transaksi ini, dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan datang tidak terkait dengan aksi korporasi merger, pasar tetap bersikap spekulatif. Analis menyoroti bahwa tujuan akhir dari konsolidasi ini adalah untuk mencapai profitabilitas berkelanjutan dan mendominasi pasar ride-hailing serta layanan digital di Asia Tenggara.

Namun, rencana merger ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait monopoli dan persaingan usaha. Analis mengingatkan bahwa penggabungan GoTo dan Grab berpotensi menguasai lebih dari 50% pangsa pasar di beberapa sektor, yang dapat memicu tinjauan ketat dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Selain itu, nasib jutaan mitra pengemudi dan konsumen juga menjadi pertimbangan penting dalam setiap langkah strategis yang diambil.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Perspektif

India, melalui Kebijakan Pendidikan Nasional 2020, tampak lebih progresif dalam memperkenalkan perubahan yang berorientasi pada pengembangan holistik dan berbasis pengalaman.

Sosok

Ririek Adriansyah adalah contoh nyata dari seseorang yang bangkit dari kesulitan untuk mencapai puncak kesuksesan. Dari pemungut puntung rokok hingga memimpin Telkom Indonesia, perjalanan...

Ragam

Jumlah responden 1.200 orang dianggap cukup untuk mewakili berbagai kelompok masyarakat di Indonesia, baik dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lokasi

Perspektif

Mengejutkan sekaligus membanggakan, film berjudul ‘Autobiography’ akhirnya mewakili Indonesia untuk berkompetisi di Piala Oscar 2024. Mengejutkan, karena meski merupakan karya perdana Makbul Mubarak, namun...