Poin Penting:
- Kecepatan dan Kekuatan: Lem mengeras dalam 3 menit, membentuk ikatan kuat yang menyaingi kekuatan tulang sehat dan memungkinkan pemulihan lebih cepat.
- Fungsi Ganda: Selain sebagai perekat, material ini bersifat bioaktif, mendorong sel-sel tubuh untuk menumbuhkan kembali jaringan tulang alami.
- Minim Invasif: Potensi menggantikan penggunaan pelat logam dan sekrup, mengurangi risiko infeksi, dan meniadakan kebutuhan operasi kedua.
Dunia medis dikejutkan dengan sebuah terobosan yang berpotensi mengubah cara dokter menangani salah satu cedera paling umum di dunia: patah tulang. Lupakan pelat logam, sekrup, dan proses pemulihan yang panjang. Sebuah tim ilmuwan telah menciptakan “lem tulang” yang dapat merekatkan kembali tulang yang patah dalam hitungan menit.
Penelitian mutakhir yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah prestisius Nature Materials pekan ini, merinci keberhasilan pengembangan material perekat bioaktif yang tidak hanya memberikan kekuatan mekanis instan, tetapi juga merangsang tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
Diberi nama sementara “OsteoGrip,” material ini adalah sebuah matriks hidrogel fosfo-kalsium. Secara sederhana, ini adalah gel canggih yang diperkaya dengan kalsium dan fosfat—mineral utama yang menjadi bahan dasar tulang manusia. Sifatnya yang unik membuatnya bersifat cair saat diaplikasikan, namun dapat mengeras dengan sangat cepat menjadi struktur yang kokoh dan elastis.
Yang terpenting, tidak seperti implan logam yang merupakan benda asing, OsteoGrip dirancang untuk bersifat bio-resorbable, artinya material ini akan larut secara perlahan dan aman di dalam tubuh selama beberapa bulan, dan digantikan sepenuhnya oleh jaringan tulang baru yang sehat.
Proses aplikasinya dirancang agar minimal invasif. Lem ini terdiri dari dua komponen cair yang dicampurkan sesaat sebelum digunakan. Campuran tersebut kemudian disuntikkan secara presisi ke celah patahan tulang.
Setelah berada di dalam tubuh, proses pengerasan dipicu oleh kombinasi suhu tubuh dan paparan singkat sinar UV berintensitas rendah yang dipancarkan melalui alat khusus. Dalam waktu kurang dari tiga menit, gel cair tersebut akan berpolimerisasi menjadi perekat padat yang sangat kuat, menstabilkan patahan tulang secara instan.
Namun, keajaiban sesungguhnya terjadi setelah itu. Struktur berpori dari OsteoGrip bertindak sebagai perancah (scaffolding) bagi sel-sel pembentuk tulang tubuh (osteoblas) untuk merayap masuk, menempel, dan mulai membangun kembali jembatan tulang alami. Kandungan kalsium dan fosfatnya berfungsi sebagai “nutrisi” yang mempercepat proses regenerasi ini.
Standar pengobatan patah tulang saat ini, terutama untuk kasus yang parah, sering kali melibatkan pembedahan untuk memasang pelat logam, sekrup, atau pin. Metode ini memiliki beberapa kelemahan:
- Invasif: Memerlukan sayatan bedah yang besar.
- Risiko Infeksi: Pemasangan benda asing meningkatkan risiko infeksi.
- Operasi Kedua: Sering kali diperlukan operasi kedua untuk mengangkat implan setelah tulang sembuh.
- Stres Shielding: Implan logam yang kaku dapat menghalangi tulang menerima beban alami, yang terkadang justru memperlambat regenerasi.
OsteoGrip berpotensi menghilangkan semua masalah ini. Penggunaannya yang hanya memerlukan suntikan atau sayatan kecil, pemulihan yang lebih cepat, dan tidak adanya implan permanen akan menjadi sebuah lompatan kuantum, terutama bagi pasien lansia dengan osteoporosis atau pasien dengan patah tulang kompleks di area yang sulit dijangkau.
Penelitian ini dipimpin oleh Profesor Li Wei dan timnya di Pusat Penelitian Material Bioaktif, Universitas Tsinghua, Beijing, Tiongkok. Selama hampir satu dekade, tim ini mendedikasikan riset mereka untuk menciptakan perekat sintetis yang dapat meniru kekuatan dan kemampuan regeneratif dari tulang itu sendiri.
“Motivasi kami datang dari ruang praktik klinis,” ujar Profesor Li dalam rilis persnya. “Kami melihat pasien, terutama anak-anak dan lansia, menderita akibat prosedur bedah yang berulang. Kami membayangkan sebuah solusi di mana penyembuhan bisa terjadi dari dalam, dengan intervensi minimal dari luar. OsteoGrip adalah langkah pertama menuju visi tersebut.”
Saat ini, teknologi OsteoGrip telah berhasil melewati serangkaian uji coba praklinis yang ketat pada hewan, termasuk pada domba yang memiliki struktur tulang mirip manusia, dengan hasil yang sangat memuaskan.
Langkah selanjutnya adalah uji klinis pada manusia, yang dijadwalkan akan dimulai pada kuartal keempat tahun 2026 setelah mendapatkan persetujuan dari badan regulasi. Jika semua tahapan ini berjalan lancar dan terbukti aman serta efektif, para peneliti memperkirakan bahwa teknologi revolusioner ini dapat tersedia secara luas di rumah sakit di seluruh dunia dalam 5 hingga 7 tahun ke depan.
