Setiap patriot menghadapi ancaman titik nadir. Saat-saat paling sulit atau terendah dalam perjuangan atau menghadapi kehidupan.
Ketika titik itu sudah menggejala, biasanya akan sulit bagi sang patriot untuk bangkit. Namun bagi patriot yang bisa mengatasinya, maka ia justru bisa come back bahkan memenangkan pertempuran apa pun.
Posisi itulah yang tampaknya sedang dan akan dihadapi Prabowo Subianto. Ia seumpama Abraham Lincolin, yang meskipun sudah berkali-kali gagal dan jatuh bangun dalam bisnis maupun karir, tapi justru bisa bangkit dan membuat sejarah besar.
Hebatnya Prabowo, tak lama setelah dinyatakan kalah dari Sang Petahana, Joko Widodo, ia segera recovery dan menyatakan bergabung dengan pemerintahan.
Hasilnya, meski dalam perjalanannya tidak mudah dan penuh dengan hujatan sebagia besar pendukungnya, kini Prabowo justeru bisa ‘rebaound’.
Bakal calon presiden dari Partai Gerindra ini unggul dalam berbagai surveisebagai calon presiden. Dalam riset indikator politik indonesia di bulan juli misalnya, dia mengantongi 35,8 persen, diikuti Ganjar yang hanya meraih 32,2 persen suara.
Kini, Prabowo tinggal menentukan pasangan. Dengan siapa dia akan berjuang menghadapi pertempuran terakhirnya ini.
Apakah tetap dengan Cak Imin, Si kancil yang lincah dan cerdik, atau Erick Thohir, Raja Midas yang sanggup mengubah apa pun menjadi Emas.
Atau Sang Putera Mahkota, Gibran Rakabuming Raka. Meski untuk berpasangannnya dengannya ditentukan di MK, namun jika bisa diwujudkan…Prabowo – Gibran diyakini akan menjadi duet maut yang bisa memenangkan Pilpres 2024 cukup satu putaran saja.
Atau pahit-pahitnya, jika duet impian tersebut tak juga terwujud, seperti kata Eep Syaifullah Patah, Prabowo berpeluang menang di putaran kedua.