Forum Kerjasama ASEAN dan Indo-Pacific (AIPF) hadir untuk mengubah rivalitas di Indo-Pasifik menjadi kerja sama yang saling menguntungkan dan untuk membangun kebiasaan kerja sama yang berbasis kemenangan bersama, tanpa membuat siapa pun merasa terpinggirkan. Demikian penyataan Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Selasa, 5 September 2023.
Tema KTT juga disampaikan melalui lantunan lagu “The ASEAN Way,” yang diikuti oleh pertunjukan lagu dan tarian yang menggambarkan persatuan ASEAN. Pagelaran itu menunjukkan semangat kebersamaan negara-negara anggota ASEAN membentuk Epicentrum of Growth. Kawasan ini akan menjadi pusat pertumbuhan yang seksi bagi investasi.
Setelah berfoto bersama dengan para pemimpin ASEAN, Presiden memberikan penghargaan ASEAN Prize tahun 2022 dan 2023 kepada Youth Advocate and Community Leader Haji Muhammad Iqbal Fakhir bin Haji Damit dan Advocate of Women’s Socio-Economic Empowerment Nguyen Thi Tuyet Minh.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga meluncurkan Pusat Koordinasi ASEAN untuk Pengendalian Pencemaran Asap Lintas Batas atau ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACC THPC).
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) akan mempromosikan kerja sama yang bermanfaat di Indo-Pasifik.
Kepala Negara menjelaskan bahwa AIPF memiliki tiga agenda utama, termasuk salah satunya yang terkait dengan infrastruktur hijau dan rantai pasok yang kuat. Presiden Jokowi menyebutkan bahwa ketahanan ekonomi ASEAN akan semakin kuat melalui diversifikasi industri dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik sebagai contoh konkret dalam memperkuat rantai pasok regional.
Selanjutnya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dalam agenda AIPF juga akan dibahas mengenai pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif, terutama dalam upaya transisi energi. Dia menyatakan bahwa ASEAN membutuhkan USD29,4 triliun untuk transisi energi, dan diperlukan skema pembiayaan yang inovatif melalui kemitraan yang menguntungkan dan berkelanjutan.
Dalam konteks transformasi digital dan ekonomi kreatif, Kepala Negara menekankan pentingnya memperkuat inovasi digital untuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif. Dia menekankan bahwa diperkirakan ekonomi digital ASEAN pada tahun 2030 akan mencapai USD1 triliun, dan adopsi inovasi digital harus diperkuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Lebih lanjut, Presiden mengapresiasi dukungan kerja sama dari seluruh negara anggota dan mitra ASEAN. Beliau berharap agar Indonesia dapat memberikan kontribusi yang besar bagi kesejahteraan rakyat di kawasan dan di seluruh dunia, dan menyatakan bahwa sudah ada 93 proyek kerja sama senilai USD38,2 miliar yang telah terealisasi, dan terdapat 73 proyek potensial senilai USD17,8 miliar. Hal ini mencerminkan tekad mereka untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai wilayah yang damai, stabil, dan sejahtera.