Forum ASEAN Indo-Pasifik (AIPF) yang diselenggarakan oleh Indonesia pada 5-6 September 2023 berhasil mendatangkan potensi kerja sama senilai US$ 32 miliar atau sekitar Rp 490,59 triliun. Potensi kerja sama tersebut diidentifikasi melalui agenda business matching yang diikuti oleh lebih dari 2.000 perusahaan dari 30 negara.
Wamenlu RI Pahala Mansury mengatakan, potensi kerja sama tersebut tersebar di berbagai sektor, antara lain energi dan migas, jalan tol, pelabuhan, kesehatan, pupuk, infrastruktur, pariwisata, serta ekosistem baterai kendaraan listrik dan rantai pasok.
“Meskipun belum bisa difinalisasi dalam pertemuan hari ini, kita harapkan business matching tersebut akan bisa meningkatkan kerja sama dan pemahaman sebenarnya kebutuhan investasi yang diharapkan oleh masing-masing negara,” kata Pahala dalam keterangan pers.
Pemerintah Indonesia menargetkan AIPF 2023 dapat meningkatkan investasi asing langsung (FDI) di Tanah Air. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, potensi investasi yang bisa direalisasikan dari AIPF 2023 mencapai US$ 10 miliar.
“Kami optimis potensi investasi dari AIPF 2023 bisa direalisasikan,” kata Bahlil.
AIPF 2023 merupakan forum yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara ASEAN dan Indo-Pasifik. Forum ini juga merupakan salah satu upaya Indonesia dalam meningkatkan peran aktifnya di kawasan Indo-Pasifik.
Berikut adalah beberapa proyek strategis yang ditargetkan dapat direalisasikan dari AIPF 2023 yaitu pembangunan kilang LNG di Kalimantan Utara, pembangunan bendungan di Sulawesi Selatan, pengembangan pariwisata di Bali dan Lombok, pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Jawa Barat, peningkatan ekspor produk pertanian ke negara-negara Indo-Pasifik.
