Muncul wacana masa pendaftaran calon presiden bakal dipercepat. Sementara itu belum ada kepastian siapa yang akan mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024. Salah satu kandidat yang muncul ke permukaan adalah putri Gus Dur Yenny Wahid.
Jika Yenny benar-benar mendampingi Ganjar Pranowo, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat oleh Ganjar Pranowo. Menggandeng Yenny berarti dukungan dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) karena Yenny Wahid merupakan tokoh politik NU. Dukungan itu akan berarti peningkatan elektabilitas Ganjar Pranowo.
Yenny punya kemampuan kepemimpinan dan komunikasi politik yang unggul. Ia mantan jurnalis dari sebuah media internasional. Berbagai interview dengan narasumber dirinya juga menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang aktivis yang memiliki kecakapan intelektual unggul.
Satu dari empat anak perempuan Gus Dur ini memang belum menguasai mesin politik PKB, partai yang dibidani almarhum ayahnya. Jalan menuju Pemilu 2024 akan menjadi ujian apakah Yenny mampu mengambil alih kendali PKB. Sementara Muhaimin Iskandar sudah menguasai setidaknya 20 tahun kepemimpinan parpol ini dengan kesuksesan Gemilang. Cak Imin membawa PKB hatrick menjadi partai pendukung pemenang Pemilu. Dua periode berjaya mendukung SBY dan dua periode ikut berkuasa bersama Jokowi.
Kembali ke soal Yenny dan Ganjar. Kehadiran Yenny akan memperkuat citra Ganjar Pranowo sebagai calon presiden yang inklusif dan mampu mempersatukan berbagai elemen masyarakat. Visi Yenny tentang Islam moderat sangat clear. Reputasi Indonesia sebagai negara yang demokratis dan toleran akan makin mencuat.
Namun, perlu diingat bahwa keputusan untuk mendampingi Ganjar Pranowo atau calon presiden lainnya sepenuhnya tergantung pada Yenny Wahid dan partai politik yang mendukungnya.
Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid adalah dua tokoh politik yang memiliki kedekatan dan kesamaan visi. Ganjar adalah Gubernur Jawa Tengah yang juga salah satu kandidat calon presiden 2024 dari PDIP. Sedangkan Yenny adalah putri dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga merupakan tokoh penting di Nahdlatul Ulama (NU).
Kedekatan Ganjar dan Yenny sudah terjalin sejak lama. Ganjar sering berkunjung ke kediaman Yenny di Ciganjur, Jakarta Selatan. Yenny sendiri juga pernah memberikan dukungannya kepada Ganjar untuk maju di Pilpres 2024.
Kesamaan visi antara Ganjar dan Yenny terlihat dari beberapa hal. Keduanya sama-sama memiliki komitmen untuk memperjuangkan kepentingan rakyat kecil. Ganjar dikenal sebagai pemimpin yang merakyat dan dekat dengan masyarakat. Sedangkan Yenny juga dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap kaum dhuafa dan marginal.
Selain itu, Ganjar dan Yenny juga sama-sama memiliki komitmen untuk menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama. Ganjar pernah mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang majemuk dan membutuhkan pemimpin yang bisa merangkul seluruh elemen masyarakat. Sedangkan Yenny juga pernah menegaskan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan toleransi dan perdamaian.
Kedekatan politik dan kesamaan visi antara Ganjar dan Yenny menjadi faktor penting yang dapat meningkatkan peluang Ganjar untuk memenangkan Pilpres 2024. Dukungan dari NU dan tokoh-tokoh NU, seperti Yenny, akan menjadi modal penting bagi Ganjar untuk meraih kemenangan.
Terlepas dari siapa yang akan menjadi cawapresnya, Ganjar harus menghadapi tantangan dari kandidat lain, seperti Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Prabowo adalah kandidat yang memiliki basis dukungan kuat dari kalangan militer dan partai politik. Sedangkan Anies adalah kandidat yang memiliki popularitas tinggi di kalangan milenial dan kelas menengah.
Ganjar harus bisa menunjukkan bahwa dirinya adalah kandidat terbaik untuk memimpin Indonesia. Ia harus bisa membuktikan bahwa dirinya memiliki visi dan program yang jelas untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa ini.
