Badai di ufuk barat belum surut, namun kapal Nusantara tetap berlayar dengan laju yang stabil. Angin sepoi-sepoi dari timur masih menerpa layar, namun tidak sekencang sebelumnya. Kalimat-kalimat di atas menggambarkan ekonomi Indonesia masih akan tumbuh, meskipun dengan laju yang lebih lambat.
Badai di ufuk barat menjadi gambaran tantangan-tantangan yang dihadapi perekonomian Indonesia, seperti perang di Ukraina, inflasi, dan kebijakan moneter yang semakin ketat. Kapal Nusantara yang tetap berlayar dengan laju yang stabil menggambarkan bahwa perekonomian Indonesia masih akan tumbuh, meskipun dengan laju yang lebih lambat.
Ekonomi Indonesia diperkirakan akan tetap tumbuh jelang akhir tahun 2023, meskipun dengan laju yang lebih lambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2023 diperkirakan mencapai 4,5-5,3%, lebih rendah dari pertumbuhan pada triwulan III 2023 yang mencapai 5,17%.
Angka pertumbuhan di atas menunjukkan bahwa lapangan kerja baru masih tercipta namun belum seimbang dengan pertumbuhan kenaikan angkatan kerja. Awal tahun depan tantangannya lebih besar mengingat agenda Pemilu pada Pebruari. Indonesia masih harus berjuang keras dan serius agar terlepas dari jebakan middle income atau pendapatan menengah.
Lagi-lagi permintaan domestik yang masih kuat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2023. Konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi sektor yang sangat berperan. Tentu saja ini belum sepenuhnya menguntungkan secara strategis.
Hal lainnya adalah kinerja ekspor yang tetap positif juga menjadi tumpuan ekonomi akhir tahun ini. Kinerja ini didukung oleh permintaan yang meningkat dari negara-negara mitra dagang utama Indonesia. Yang tak kalah pentingnya adalah pemulihan ekonomi global yang diharapkan akan memicu peningkatan permintaan terhadap produk dan jasa Indonesia.
Sejumlah faktor berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2023. Yang paling terasa adalah perang di Ukraina yang masih berlangsung. Perang ini pasti berdampak pada gangguan pada rantai pasokan global dan kenaikan harga komoditas. Inflasi yang masih tinggi, yang dapat mengikis daya beli konsumen dan bisnis. Kebijakan moneter yang semakin ketat, yang dapat membuat pinjaman lebih mahal dan investasi menjadi lebih berisiko. Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekonomi Indonesia diperkirakan akan tetap tumbuh pada triwulan IV 2023, meskipun dengan laju yang lebih lambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2023 akan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk perkembangan perang di Ukraina, inflasi, dan kebijakan moneter.
Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2023, pemerintah dan bank sentral perlu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada.
Langkah-langkah tersebut antara lain mendukung daya beli masyarakat, misalnya melalui subsidi dan bantuan sosial, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, mendorong investasi, misalnya melalui insentif pajak dan kemudahan perizinan.
Ada sejumlah agenda yang perlu mendapat perhatian publik agar dapat berperan optimal dalam kemajuan ekonomi Indonesia beberapa tahun ke depan.
Pertama, investasi dalam teknologi hijau. Dengan munculnya digitalisasi, bisnis dapat memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan dan menerapkan solusi yang berkelanjutan. Misalnya, sumber energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan teknologi pengurangan limbah dapat mengurangi dampak lingkungan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kedua, rantai pasokan yang bertanggung jawab. Bisnis yang berkelanjutan memprioritaskan pengadaan dan manajemen rantai pasokan yang bertanggung jawab. Mereka memastikan bahwa produk diproduksi secara etis, dan rantai pasokannya transparan, sehingga mengurangi risiko pelanggaran lingkungan dan sosial.
Ketiga, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan keterampilan. bisnis, terutama di sektor digital, menciptakan peluang kerja dan mendorong pengembangan keterampilan. Hal ini tidak hanya membahas kesetaraan sosial tetapi juga meningkatkan sumber daya manusia negara, yang merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Yang terakhir adalah inovasi dan penelitian. Era digital menyediakan alat bagi bisnis untuk berinovasi dengan cara yang berkelanjutan. Upaya penelitian dan pengembangan dapat menghasilkan terobosan dalam energi bersih, efisiensi sumber daya, dan produk ramah lingkungan.
Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, pemerintah dan bank sentral diharapkan dapat membantu perekonomian Indonesia untuk tumbuh secara berkelanjutan. Hembusan angin harapan yang lebih kuat akan membawa bahtera Indonesia menuju kesejahteraan.