Sejumlah tokoh menghadiri aksi bela Palestina yang digelar di Monas, Jakarta Pusat pada Minggu (5/11/2023). Diantaranya mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin, Ketua DPR Puan Maharani, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, Anggota DPD RI Sylviana Murni, Menko PMK Muhadjir Effendi, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Pada kesempatan itu Dien Syamsuddin mengingatkan bahwa Palestina adalah bangsa yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia, bahkan 1 tahun sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pada 6 September 1944, sekali lagi pada 6 September 1944, lewat lisan Mufti Palestina Syekh Al-Husaini melalui radio dari Berlin Jerman, beliau mengakui atas nama rakyat Palestina kemerdekaan Indonesia.
Sementara itu Anggota DPD RI Sylviana Murni menyampaikan Palestina bukan hanya milik rakyat Palestina saja, begitu pun Al Quds, melainkan milik umat manusia, di Indonesia khususnya umat Islam di seluruh penjuru dunia. Palestina juga bukan milik hanya satu generasi, tetapi Palestina milik generasi terus sampai hari kiamat. Rakyat Indonesia adalah bagian masyarakat dunia dalam aksi-aksi bela Palestina di beberapa negara.
Kehadiran mereka meneguhkan, sekaligus bersama-sama aksi Akbar Bela rakyat Palestina, sesuai konstitusi negara Republik Indonesia, bahwa penjajahan harus dihapuskan di muka bumi. Menurutnya menyelamatkan Palestina, menyelamatkan kemanusiaan, menyelamatkan Indonesia. Menyelamatkan Palestina bagian dari melaksanakan jihad konstitusi Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid.
Ketua DPR RI, Puan Maharani pada kesepmatan tersebut mengutuk dan menyampaikan sikap tegas, saya menolak kekejaman Agresi Militer bangsa Israel yang telah membombardir sekolah-sekolah, rumah-rumah ibadah seperti masjid, gereja, dan lain-lainnya, serta bentuk ketidakadilan lainnya kepada rakyat dan bangsa Palestina.
Sementara itu Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI, Jusuf Kalla, telah meminta pemerintah Indonesia untuk melibatkan Amerika Serikat dalam upaya menghentikan agresi militer Israel terhadap Palestina. Menurutnya, usaha diplomasi tidak akan berhasil jika setiap negara yang mendukung Palestina melakukannya secara terpisah. Kalla menganggap bahwa Israel akan terus melakukan serangan secara besar-besaran jika negara-negara yang mendukung Palestina tidak bekerja bersama.
Dalam pandangannya, upaya diplomasi melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga dianggap tidak efektif. Kalla mengatakan bahwa Israel hanya akan merespons jika Amerika Serikat turut campur, dan tidak mendengarkan suara dari negara-negara lain. Terakhir, Kalla juga meminta Presiden Joko Widodo untuk menggunakan pendekatan kemanusiaan dalam mempengaruhi negara-negara lain untuk membantu Palestina. Baginya, pendekatan politik tidak akan cukup untuk mendapatkan dukungan internasional.
Sementara itu, konflik Israel-Palestina masih berlanjut. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan bahwa pemerintah sedang berupaya untuk mengevakuasi satu keluarga Warga Negara Indonesia (WNI) dari Gaza Selatan. Sebuah keluarga WNI di Gaza Utara juga telah berhasil dievakuasi ke Mesir dan akan segera dipulangkan ke Indonesia.
Indonesia telah menunjukkan dukungan yang kuat terhadap Palestina dalam konflik Israel-Palestina. Dukungan ini mencakup upaya diplomatik, dukungan sosial dan kemanusiaan. Aksi dukungan dan solidaritas diadakan di Indonesia untuk mengecam agresi Israel terhadap Palestina.
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama jajaranya dan Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun saat pelepasan bantuan untuk Palestina di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (4/11/2023). Presiden melepas bantuan tahap pertama yang akan diterbangkan dengan tiga pesawat berisi 51,5 ton bantuan berupa bahan makanan, alat medis, selimut, tenda dan barang-barang logistik lainnya yang telah disesuaikan dengan kebutuhan para pengungsi.
Sebelumnya Pemerintah RI juga telah mengambil tindakan langsung untuk mendukung Palestina. Misalnya, Indonesia telah menolak kedatangan tim sepakbola nasional Israel dalam ajang Piala Dunia U-20 2023, meski imbasnya Indonesia batal menjadi tuan rumah ajang internasional tersebut.
Indonesia pun telah menyediakan bantuan logistik kepada. Palestina. Sebagai contoh, Rumah Sakit Indonesia di Gaza telah menjadi tempat pengungsian bagi warga Palestina yang mengungsi dari serangan Israel. Rumah sakit ini menjadi harapan satu-satunya warga Palestina di Gaza utara di tengah meningkatnya serangan Israel ke daerah tersebut