Ganjar Pranowo, calon Presiden yang diusung oleh koalisi Partai Perindo dan lainnya, membahas permasalahan pengawasan dan pengelolaan BUMN di acara pengukuhan guru besar UGM. Dia mengungkap ketidakoptimalan BUMN dan pertanyaan seputar kewenangan BUMN dalam mengelola kekayaan negara.
Ganjar juga menyoroti dampak kesalahan manajemen BUMN yang bisa berujung pada masalah hukum dan melemahkan perlindungan terhadap BUMN. Dia mencermati bagaimana hal ini dapat memengaruhi sektor perbankan jika diterapkan, menekankan pentingnya penyelesaian masalah kredit secara hukum perdata, bukan pidana.
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan tanggapan terhadap kritik tersebut. Ganjar sebelumnya mengungkapkan bahwa banyak BUMN karya yang menghadapi kebangkrutan karena terlibat dalam proyek infrastruktur. Dia menyalahkan pemberian proyek eksklusif kepada perusahaan BUMN yang memungkinkan adanya kecurangan.
Selain itu, Ganjar juga mengkritik keadaan di mana BUMN yang merugi tidak mendapat sanksi atau konsekuensi yang signifikan. Dia menyatakan kebutuhan akan adanya sanksi bagi BUMN yang gagal dalam kinerjanya.
Menjawab hal tersebut, Erick menyatakan bahwa pernyataan Ganjar tidaklah negatif. Dia sepakat bahwa BUMN karya harus meningkatkan kualitasnya di masa depan. Erick juga menyampaikan bahwa BUMN karya saat ini mendapatkan banyak penugasan terutama dalam pembangunan, dan sebagai menteri yang baru menjabat empat tahun, dia berupaya memperbaiki kondisi BUMN yang tengah mengalami kesulitan.
Erick juga menekankan bahwa Kementerian BUMN akan terus melakukan perbaikan, termasuk membangun jalan tol agar lebih layak dan transparan. Ketika proyek dianggap layak, akan ada aksi korporasi. Namun, untuk proyek-proyek yang tidak memenuhi kriteria, pemerintah akan hadir untuk mengatasi masalah tersebut.
Meskipun Erick menyatakan bahwa BUMN telah menuju arah yang positif dalam empat tahun terakhir, dia juga mengakui bahwa masih ada kekurangan. Terkait kritik dan masukan, Erick menegaskan bahwa pihaknya terbuka menerima berbagai pendapat dan saran dari berbagai pihak, mengakui bahwa hal ini merupakan bagian dari dinamika politik yang terjadi terutama menjelang pemilu.
Beberapa butir inti wacana tentang BUMN yang dilontarkan keduanya antara lain : Pertama. Ganjar Pranowo, calon presiden dalam Pemilu 2024, mengkritik kondisi BUMN pada era Jokowi, menyoroti kebangkrutan banyak BUMN akibat terlibat dalam proyek infrastruktur. Kedua, Ganjar menegaskan bahwa eksklusivitas proyek untuk BUMN telah menciptakan peluang kecurangan dan menyindir ketidakadilan dalam penegakan sanksi terhadap BUMN yang merugi.
Ketiga, Erick Thohir, Menteri BUMN, menanggapi kritik Ganjar dengan mengatakan bahwa pernyataannya tidaklah negatif, sekaligus menyepakati bahwa BUMN karya perlu ditingkatkan kualitasnya ke depan. Keempat, Erick menyoroti bahwa BUMN saat ini mendapatkan banyak tugas terutama dalam pembangunan, dan dia berkomitmen untuk memperbaiki kondisi BUMN yang mengalami kesulitan.
Dan kelima, Kementerian BUMN akan terus melakukan perbaikan, termasuk membangun jalan tol agar lebih layak dan transparan, serta melakukan aksi korporasi pada proyek-proyek yang layak. Keenam, Erick mengakui bahwa meskipun BUMN telah menuju arah yang positif dalam empat tahun terakhir, masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki.
Terakhir, Terkait kritik dan masukan, Erick menegaskan bahwa pihaknya terbuka menerima berbagai pendapat dan saran dari berbagai pihak menjelang pemilu, mengakui dinamika politik yang terjadi saat ini.