Ketahanan pangan Indonesia, sebuah indikator vital bagi kehidupan berkelanjutan sebuah negara, kembali menjadi sorotan pada tahun 2022. Meskipun telah mengalami peningkatan, ketahanan pangan Indonesia masih berada di peringkat ke-69 dari 113 negara. Angka ini berada di bawah rata-rata global sebesar 62,2 dan juga di bawah rata-rata Asia Pasifik yang mencapai 63,4.
Ketahanan pangan bukan sekadar soal ketersediaan pangan secara fisik, namun juga mencakup aspek keselamatan, ketersediaan yang merata, dan keterjangkauan bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini menjadi landasan bagi kehidupan sehat dan produktif bagi semua.
Seiring dengan pertumbuhan populasi, kebutuhan akan bahan pangan meningkat sementara ketersediaannya menurun. Oleh karena itu, upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan pangan menjadi semakin mendesak. Pembangunan infrastruktur dan modernisasi irigasi adalah sebagian dari langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, terutama bagi para petani.
Tahun 2023 telah menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam meneguhkan komitmennya terhadap keamanan pangan. Dalam Tahun Kerja Sama Pertanian dan Ketahanan Pangan ASEAN-China, Indonesia menetapkan keamanan pangan sebagai salah satu isu prioritas. Pemerintah berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dengan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan, akses, dan kualitas konsumsi pangan.
Badan Pangan Nasional fokus pada beberapa aspek penting untuk mencapai tujuan ini. Upaya difokuskan pada memperkuat kelembagaan, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi di sektor pangan, mendirikan hub-hub pangan regional, mengelola Cadangan Pangan Pemerintah, mengendalikan pemborosan pangan, memberikan edukasi, serta mempercepat perubahan pola konsumsi pangan.
Namun, menghadapi krisis pangan bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan langkah-langkah antisipasi yang kuat:
1. Mengatasi Perubahan Iklim
Perubahan iklim telah memiliki dampak signifikan terhadap pertanian dan produksi pangan. Langkah-langkah berkelanjutan dan upaya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan iklim adalah kunci untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup untuk masa depan.
2. Mempromosikan Keragaman Pangan
Pentingnya pola makan yang beragam dan sehat menjadi fokus dalam upaya meningkatkan gizi dan ketahanan pangan. Pelatihan dan edukasi tentang pentingnya keragaman pangan menjadi esensial.
3. Meningkatkan Produksi
Tingkat produksi pangan dalam negeri harus ditingkatkan secara berkelanjutan dalam jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus berkembang.
4. Mengurangi Pemborosan
Peningkatan kesadaran publik tentang pentingnya mengurangi limbah makanan dari rumah hingga restoran menjadi kunci dalam mengurangi pemborosan pangan.
5. Transparansi Biaya Produksi
Memperhitungkan semua biaya termasuk dampak negatif produksi pangan secara transparan menjadi penting agar semua aspek dapat dipertimbangkan dengan baik.
6. Inovasi Sumber Protein
Pengembangan sumber protein alternatif seperti serangga dan ubur-ubur menjadi salah satu upaya yang diusulkan untuk mendiversifikasi sumber protein di luar makanan tradisional.
Meningkatkan ketahanan pangan Indonesia bukanlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam semalam. Dibutuhkan kerja keras, kolaborasi lintas sektor, inovasi, edukasi, dan komitmen yang kuat dari seluruh masyarakat untuk meraih ketahanan pangan yang berkelanjutan dan inklusif bagi semua. Semoga langkah-langkah yang diambil pada tahun 2023 menjadi landasan yang kokoh dalam membangun masa depan pangan yang lebih baik bagi Indonesia.