Connect with us

Hi, what are you looking for?

Perspektif

Gagasan Prabowo Seputar Pangan dan Papan

Kebutuhan papan juga cukup serius. Dengan ketimpangan ekonomi yang masih tinggi, sebagian orang memiliki rumah untuk kepentingan investasi. Bukan untuk ditempati. Sementara sebagian lainnya terlalu berat untuk membeli rumah bahkan secara kredit. Harga rumah dan properti tinggi dan jauh jangkauan kalangan menengah ke bawah.

Diantara kebutuhan rakyat paling dasar adalah pangan dan papan. Apalagi bagi Indonesia yang kelas menengahnya masih relatif kecil. Meskipun angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem mulai berkurang. Jumlah mereka yang bekerja ‘hanya untuk mencari sesuap nasi’ masih banyak. Tidak jarang makanan yang dikonsumsi kurang bergizi.

Kebutuhan papan juga cukup serius. Dengan ketimpangan ekonomi yang masih tinggi, sebagian orang memiliki rumah untuk kepentingan investasi. Bukan untuk ditempati. Sementara sebagian lainnya terlalu berat untuk membeli rumah bahkan secara kredit. Harga rumah dan properti tinggi dan jauh jangkauan kalangan menengah ke bawah.

Kita kembali ke persoalan pertama dulu yakni soal pangan. Secara makro Indonesia berhadapan dengan tantangan ketahanan pangan. Dengan jumlah penduduk yang besar tidak mudah bagi Indonesia untuk mengelola rantai pasok pangan. Apalagi bila perubahan iklim semakin berdampak pada kuantitas dan kualitas hasil panen.

Produksi pangan Indonesia perlu ditingkatkan. Lahan pertanian dibutuhkan untuk mengimbangi kebutuhan yang terus meningkat. Sementara lahan yang ada harus dioptimalkan dengan dukungan bendungan dan irigasi yang memadai, pupuk yang tersedia dengan harga terjangkau, dan ketersediaan bibit. Mekanisasi juga diperlukan untuk mendorong produktivitas sektor pertanian pangan.

Disamping itu ada hal yang menarik dari paparan Prabowo Subianto di berbagai kesempatan yakni program makan siang gratis. Jika uraian di atas lebih banyak mengungkap soal pasokan, maka program makan siang gratis dapat diletakkan sebagai peluang menciptakan pasar produk pangan. Ada relevansi dan urgensi yang signifikan dalam konteks sosial-ekonomi Indonesia menyangkut program makan siang gratis.

Pertama soal pertumbuhan ekonomi. Prabowo optimistis bahwa program makan siang gratis dapat mengkerek pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 1,5-2%. Dengan meningkatnya perekonomian, diharapkan kualitas hidup masyarakat akan membaik dan kemiskinan dapat dikurangi.

Kedua adalah kesejahteraan masyarakat. Program ini tidak hanya berdampak pada gizi anak dan kemampuan belajar mereka. Prabowo juga menegaskan bahwa makanan bergizi dapat mendongkrak aktivitas perekonomian, baik dari petani hingga ibu rumah tangga. Dengan meningkatnya kesejahteraan, diharapkan masyarakat dapat mengatasi masalah fundamental kualitas hidup dan mengentaskan kemiskinan.

Ketiga terkait swasembada pangan. Selain program makan siang gratis, Prabowo-Gibran juga menekankan pentingnya swasembada pangan. Meskipun stok pangan saat ini tercukupi, kualitas dan keamanannya masih tergolong rendah. Pasokan pangan juga rentan terhadap bencana alam dan dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kualitas pangan dan gizi menjadi krusial.

Keempat soal kualitas gizi dan produktivitas SDM. Kualitas gizi yang rendah dapat mempengaruhi status gizi masyarakat secara keseluruhan. Dalam jangka panjang, dampak kualitas gizi ini dapat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas sumber daya manusia Indonesia. Program makan siang gratis dapat membantu meningkatkan kualitas gizi anak-anak, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan memperhatikan isu-isu di atas, program makan siang gratis dan perhatian terhadap swasembada pangan serta kualitas gizi menjadi langkah strategis dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

Menyangkut pemenuhan kebutuhan tentang papan Pemerintah mendatang harus mampu mengedepankan kepentingan kalangan menengah ke bawah. Prabowo menjanjikan akan membangun 3 juta rumah. Masing-masing satu juta rumah di pesisir, pedesaan dan perkotaan. Sementara dikutip dari Kompas.id kebutuhan rumah yang belum terpenuhi hingga 2023 sebesar 12,7 juta unit.

Jika Prabowo dapat mewujudkan 3 juta unit rumah itu baru seperempat dari total kebutuhan. Sehingga problem ketersediaan lahan, regulasi pembangunan perumahan, dan pembenahan tata ruang harus dilakukan untuk mengejar pemenuhan kebutuhan tersebut.

Hunian di beberapa negara maju memang tidak hanya mengandalkan rumah tapak. Apartemen, rumah susun atau flat lebih diandalkan ketika lahan tersedia semakin sempit. Hal ini tentu membutuhkan intervensi dari Pemerintah. Tidak mudah beralih mindset dari keinginan memiliki rumah tapak berpindah ke rumah susun.

Dari gagasan tentang pangan dan papan yang diungkap Prabowo, pemilih dapat menilai apakah hal tersebut realistis dan relevan dengan kebutuhan rakyat. Jika papan dan pangan terpenuhi, setidaknya kebutuhan dasar rakyat mampu disediakan oleh negara. Setidaknya negara mendorong dan memfasilitasinya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Perspektif

Mengejutkan sekaligus membanggakan, film berjudul ‘Autobiography’ akhirnya mewakili Indonesia untuk berkompetisi di Piala Oscar 2024. Mengejutkan, karena meski merupakan karya perdana Makbul Mubarak, namun...

Ragam

Jumlah responden 1.200 orang dianggap cukup untuk mewakili berbagai kelompok masyarakat di Indonesia, baik dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lokasi

Sosok

Ririek Adriansyah adalah contoh nyata dari seseorang yang bangkit dari kesulitan untuk mencapai puncak kesuksesan. Dari pemungut puntung rokok hingga memimpin Telkom Indonesia, perjalanan...

Vidiopedia

Freeport-McMoRan, perusahaan asal Amerika Serikat yang memiliki tambang emas terbesar di dunia, salah satunya di Indonesia. Sejak lama, perusahaan ini jadi sorotan karena masalah...