Poin penting :
- Adopsi Cepat dan Tantangan AI Generatif. AI generatif diadopsi sangat cepat di seluruh dunia dan memerlukan infrastruktur komputasi yang kuat, seperti GPU dengan daya komputasi tinggi yang membutuhkan energi besar. Indonesia harus siap dengan infrastruktur ini untuk tidak ketinggalan dalam persaingan global.
- Risiko dan Regulasi Implementasi AI. Ada risiko besar jika Indonesia tertinggal dalam menarik penyedia AI, yaitu data dan perilaku masyarakat dapat dianalisis dan dikendalikan dari luar negeri. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pedoman dan regulasi yang jelas untuk melindungi budaya dan kepentingan lokal dari dampak negatif AI.
- Visi Jangka Panjang untuk Konektivitas. Telkom Indonesia berencana untuk memperluas jaringan fiber optic ke seluruh menara telekomunikasi dan menciptakan “global belt” untuk lalu lintas satelit bisnis. Ini bertujuan untuk menyediakan konektivitas yang lebih terjangkau dan luas, terutama di daerah pedesaan, sehingga meningkatkan efisiensi dan cakupan jaringan secara nasional.
MASA DEPAN bisnis telekomunikasi internasional di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan AI generatif. Telkom Indonesia telah mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan dan berfokus pada kolaborasi dengan penyedia AI untuk mengoptimalkan implementasi teknologi ini. Tantangan utama yang dihadapi adalah kebutuhan energi tinggi dan risiko ketinggalan dalam adopsi AI. Namun, dengan strategi yang tepat dan visi jangka panjang, Telkom Indonesia berkomitmen untuk menjadi pemain utama dalam industri telekomunikasi global dan memastikan bahwa perkembangan teknologi membawa manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Melalui upaya ini, Telkom Indonesia tidak hanya berusaha untuk meningkatkan layanan dan konektivitas, tetapi juga untuk melindungi dan mempertahankan budaya serta kepentingan nasional di tengah gelombang perubahan teknologi yang cepat.
Seiring dengan perkembangan teknologi, industri telekomunikasi menghadapi berbagai tantangan dan peluang baru, terutama dengan munculnya kecerdasan buatan (AI) generatif. Dalam wawancara terkini, seorang direktur dari Telkom berbagi pandangannya tentang masa depan bisnis grosir dan telekomunikasi internasional serta dampak AI generatif terhadap industri ini di Indonesia.
AI generatif telah diadopsi dengan sangat cepat di seluruh dunia, menjadi salah satu teknologi dengan tingkat adopsi tercepat dalam sejarah. Teknologi ini menawarkan potensi besar untuk mengubah berbagai sektor, termasuk telekomunikasi. AI generatif mampu menghasilkan konten, analisis, dan solusi yang lebih cerdas dan efisien, sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan operasi dan layanan di industri telekomunikasi.
Telkom Indonesia telah mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung adopsi AI generatif. Namun, persiapan infrastruktur saja tidak cukup. Ada banyak aspek lain yang perlu diperhatikan, termasuk kesiapan sumber daya manusia, regulasi, dan strategi implementasi yang tepat. AI computing membutuhkan GPU dengan daya komputasi tinggi, yang memerlukan energi besar. Oleh karena itu, menarik penyedia AI computing ke Indonesia menjadi salah satu fokus utama Telkom.
Salah satu tantangan terbesar dalam mengimplementasikan AI di Indonesia adalah kebutuhan energi yang sangat besar untuk proses AI computing. GPU yang digunakan untuk komputasi AI memerlukan daya yang tinggi, dan infrastruktur energi yang memadai menjadi krusial. Telkom Indonesia sedang menjajaki cara untuk mendatangkan penyedia AI computing ke Indonesia agar kebutuhan ini dapat terpenuhi.
Selain itu, risiko ketinggalan dalam adopsi AI juga menjadi perhatian. Jika Indonesia ketinggalan dalam menarik penyedia AI, maka data dan perilaku masyarakat Indonesia bisa dianalisis di luar negeri. Hal ini memiliki potensi untuk mengatur dan mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia secara signifikan, tanpa kendali dari pemerintah dan lembaga lokal. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pedoman implementasi AI yang jelas dan melindungi kepentingan budaya serta masyarakat Indonesia.
Telkom Indonesia telah memulai kolaborasi dengan berbagai penyedia AI, termasuk Microsoft. Kolaborasi ini bertujuan untuk menarik pemain AI ke Indonesia dan memastikan bahwa implementasi AI dapat dilakukan dengan cara yang melindungi budaya dan kepentingan lokal. Menarik penyedia AI tidak hanya penting dari sisi bisnis, tetapi juga untuk mengatur bagaimana AI digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
AI memiliki potensi untuk mengubah perilaku manusia dengan cepat. Misalnya, AI generatif dapat memodifikasi resep makanan secara konsisten hingga masyarakat mengubah kebiasaan makan mereka tanpa disadari. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh AI jika tidak dikendalikan dengan baik. Oleh karena itu, Telkom Indonesia berfokus pada upaya untuk memastikan bahwa aplikasi AI diterapkan secara etis dan bertanggung jawab.
Dalam visi jangka panjangnya, Telkom Indonesia berupaya menciptakan apa yang disebut sebagai “global belt” dari IC1 hingga IC7. Inisiatif ini bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat lalu lintas satelit bisnis. Dengan memiliki jaringan satelit yang kuat, Telkom dapat menyediakan konektivitas yang lebih terjangkau, khususnya di daerah pedesaan yang selama ini sulit dijangkau.
Selain itu, Telkom juga berencana untuk memperluas jaringan fiber optic ke semua menara telekomunikasi. Sebelumnya, konektivitas menara menggunakan gelombang mikro, yang memiliki kapasitas terbatas. Dengan menggantikan gelombang mikro dengan fiber optic, Telkom berharap dapat meningkatkan efisiensi dan cakupan jaringan, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.