Politik Indonesia makin dinamis. Pemilu makin dekat. Pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden apalagi. Tanggal 19 Oktober 2023 akan menjadi sejarah tersendiri dalam politik Indonesia.
Partai Politik sudah merapat ke kandidat tertentu. Meski baru Anies Baswedan yang telah mengumumkan bacawapresnya. Gempa politik masih mungkin terjadi saat Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto mengumumkan pasangan mereka. Bisa saja ada keretakan koalisi. Bursa transfer partai pendukung dan pengusung masih terbuka.
Isu keterbelahan agaknya sudah dapat dinetralisir. Dengan hadirnya Muhaimin Iskandar disamping Anies Baswedan maka isu perubahan tidak lagi berarti anti Jokowisme. Toh PKB masih berada dalam Kabinet Indonesia Maju. Pertarungan justru potensial terjadi antara Ganjar dan Prabowo yang mengklaim sebagai pelanjut Jokowi.
Pilpres akan berpengaruh pada Pileg. Kita kenali sebagai coat-tail effect atau efek ekor jas. Maka menarik untuk melihat hasil survei terakhir terkait elektabilitas partai politik. Hasil survei tersebut memberikan gambaran variabel itu.
Indonesia Polling Stations (IPS) telah merilis hasil survei mengenai elektabilitas partai politik. Hasil survei ini diumumkan pada tanggal 22 September 2023. Dalam survei ini, PDIP masih mempertahankan posisi teratas dengan dukungan sebesar 19,5%. Sementara itu, suara untuk Demokrat dan Golkar hampir seimbang, dengan selisih hanya 0,1%, dan keduanya berada di posisi kedua dan ketiga. Namun, Perindo mengalami penurunan signifikan dalam elektabilitas mereka.
Survei terbaru IPS ini dilaksanakan antara tanggal 5 hingga 15 September 2023, dengan melibatkan 1.220 responden. Sampel diambil menggunakan metode acak bertingkat atau multistage random sampling. Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan bantuan kuesioner, dengan margin of error sekitar +/- 2,8% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Dalam survei ini, terlihat penurunan elektabilitas Partai Perindo. Peneliti menganggap bahwa ini mungkin disebabkan oleh stagnasi dalam elektabilitas Ganjar dan sikap puas diri yang ditunjukkan oleh partai tersebut. Sebelumnya, Partai Perindo berada di peringkat kedelapan dalam survei IPS, tetapi sekarang turun ke peringkat kesepuluh. Penurunan elektabilitas Partai Perindo diyakini terutama disebabkan oleh mandegnya dukungan terhadap Ganjar dan sikap partai yang terlalu cepat puas diri.
Di sisi lain, elektabilitas PSI mengalami peningkatan dalam survei ini, yang mungkin disebabkan oleh perubahan dukungan partai ke arah Prabowo. Kita juga akan menunggu apa dampak dari terpilihnya Kaesang Pangarep menjadi Ketum Partai berlambang mawar ini.